Jakarta, IDN Times - Australia mengumumkan emas diperkirakan akan mengambil alih posisi sebagai ekspor sumber daya paling bernilai kedua setelah bijih besi pada tahun fiskal ini. Perkiraan tersebut menggeser posisi gas alam cair (LNG) yang selama ini berada di urutan kedua, seiring meningkatnya permintaan emas sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian geopolitik global.
Dalam laporan kuartalan yang dirilis pada September 2025, Departemen Industri Australia menyebut, nilai ekspor emas diproyeksikan meningkat sebesar 12 miliar dolar Australia (Rp131,5 triliun) menjadi total 60 miliar dolar Australia (Rp657,6 triliun) untuk tahun fiskal yang berakhir Juni 2026.