Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bada1-bah.jpeg
Pemulihan listrik di Sumatra. (Dok. Kementerian ESDM)

Intinya sih...

  • Pemulihan jaringan dilakukan bertahap dan berbasis keamanan

  • Pemeriksaan kebutuhan pengungsi hingga pembangunan tower induk

  • Totalnya 12 tower transmisi rusak

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan mempercepat penanganan pemulihan jaringan listrik di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, setelah banjir dan longsor melanda wilayah tersebut sejak akhir November 2025.

Upaya perbaikan dilakukan bersamaan dengan pengecekan kondisi lapangan untuk memastikan keamanan masyarakat dan petugas. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meninjau Kabupaten Bireuen, Aceh, pada Selasa (2/12/2025).

Kunjungan itu dilakukan untuk melihat langsung kerusakan infrastruktur ketenagalistrikan dan koordinasi bersama pemerintah daerah serta badan usaha sektor energi. Dia menyampaikan listrik dan pasokan BBM menjadi layanan dasar yang harus segera dipulihkan pascabencana.

"Kehadiran saya disini bersama Direktur Utama (Dirut) Pertamina, Dirut PLN, Dirjen Ketenagalistrikan itu dalam rangka ingin memastikan secara dekat dan ingin merasakan secara langsung terhadap masalah-masalah yang dihadapi, khususnya di bagian ESDM, supaya kita tahu apa yang kita harus lakukan secara cepat. Memang harus saya akui bahwa listrik, BBM ini persoalan yang paling vital," kata Bahlil dalam keterangan tertulis, Rabu (3/12/2025).

1. Pemulihan jaringan dilakukan bertahap dan berbasis keamanan

Kondisi tower listrik yang rusak. (Dok. Kementerian ESDM)

Kementerian ESDM menyatakan proses pemulihan dilakukan dengan mengutamakan keselamatan. Setiap penyulang baru dinyalakan setelah lokasi dinilai aman dari genangan air, pohon tumbang, maupun potensi korsleting.

“Kementerian ESDM telah mengirim tim siaga bencana sektor ESDM untuk dapat membantu proses penangan dan percepatan pemulihan daerah terdampak bencana,” ungkapnya.

2. Pemeriksaan kebutuhan pengungsi hingga pembangunan tower induk

Foto Kelistrikan Rumah Sakit Umum Daerah Sibolga yang sudah menyala (Dok. PLN UID Sumut)

Selain perbaikan jaringan, tim di lapangan memetakan kebutuhan energi di posko pengungsian dan menyiapkan dukungan jika dibutuhkan. Mereka juga menangani pembangunan kembali lima tower induk yang rusak.

“Kepada tim lapangan, yang pertama, pastikan bahwa listrik segera harus nyambung, lima tower induk harus dibangun. Pastikan juga tentang LPG dan minyak harus segera masuk ke Kabupaten Bireun. Karena ini salah satu kabupaten penduduk terbanyak di Aceh dan punya dampak yang sangat luar biasa. Semangat terus ya,” ungkapnya.

Ditjen Ketenagalistrikan menyampaikan koordinasi dengan unit-unit PLN terus dilakukan sampai seluruh wilayah terdampak kembali mendapat pasokan listrik secara penuh.

3. Totalnya 12 tower transmisi rusak

PT PLN Indonesia Power (PLN IP) semakin menegaskan kompetensinya di kancah global melalui layanan Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) pembangkit listrik. (Dok/Istimewa).

PLN melaporkan 12 tower transmisi SUTT 150 kV mengalami kerusakan pada beberapa jalur, termasuk Bireuen–Arun, Brandan–Langsa, dan Peusangan–Bireuen.

Kerusakan tersebut mengganggu suplai listrik di berbagai wilayah, mulai dari Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, hingga Aceh Selatan dan Aceh Singkil.

Hingga Selasa, pemulihan sistem kelistrikan di Aceh menunjukkan perkembangan signifikan. Dari total 263 penyulang yang padam, sebanyak 153 penyulang atau 58,2 persen telah kembali beroperasi. Sebanyak 6.844 dari 9.669 gardu distribusi juga sudah menyala, atau sekitar 70,8 persen.

Beban listrik yang berhasil dipulihkan mencapai 173,05 MW, setara 69,8 persen dari total terdampak. Jumlah pelanggan yang kembali menikmati listrik tercatat sebanyak 727.735 pelanggan, atau 69,7 persen dari keseluruhan.

Editorial Team