Ilustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)
Garuda Indonesia juga akhirnya melakukan restrukturisasi pinjaman jangka panjang sebesar 500 juta dolar AS yang seharusnya jatuh tempo pada 3 Juni 2020. Utang tersebut merupakan sukuk global yang diterbitkan pada 3 Juni 2015 lalu di Singapore Exchange.
"Kami berhasil negosiasi dan extend (perpanjang) selama tiga tahun, yang seharusnya jatuh tempo 3 Juni 2020 menjadi 3 Juni 2023," kata Irfan di Komisi VI DPR pada 14 Juli 2020.
Terlepas dari itu, Garuda mencatat total utang per 1 Juli 2020 mencapai 2,22 miliar dolar AS atau setara Rp32,04 triliun (asumsi kurs Rp14.500 per dolar AS). Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan angka itu terdiri dari utang operasional sebesar 905 juta dolar AS, pinjaman jangka pendek 6,68 juta dolar AS, dan pinjaman jangka panjang 645 juta dolar AS.
"Saldo utang usaha dan pinjaman bank per 1 Juli 2020 totalnya 2,2 miliar dolar AS," ujarnya.