Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
OVO Fintech Academy 1.JPG
Penandatanganan MoU antara OVO dan STIH Adhyaksa untuk menggelar Fintech Academy (dok. OVO)

Jakarta, IDN Times - Meski Gen Z dikenal mahir secara digital, tingkat pemahaman tentang produk dan risiko keuangannya masih perlu perhatian serius. Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia tercatat 66,46 persen, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 80,51 persen.

Capaian tersebut meningkat dibanding SNLIK 2024, yang mencatat indeks literasi keuangan 65,43 persen dan inklusi keuangan 75,02 persen. Meski terjadi peningkatan, ruang edukasi keuangan masih terbuka lebar, terutama bagi Gen Z yang perlu dibekali kemampuan untuk mengelola tabungan, dana darurat, serta terhindar dari praktik pinjaman online ilegal dan bentuk fraud keuangan lainnya.

Berangkat dari fakta tersebut, Fintech Academy jadi inisiatif utama OVO (PT Visionet Internasional) demi memperkuat komitmen terhadap edukasi dan inklusi keuangan digital.

"Program ini merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai institusi pendidikan terkemuka di Indonesia, sebagai platform edukatif yang menghubungkan pelaku industri, regulator, dan akademia, dengan fokus pada peningkatan literasi mahasiswa, khususnya Gen Z," ujar Direktur Utama OVO, Karaniya Dharmasaputra, dalam keterangan resminya, Senin (13/10/2025).

1. Format Fintech Academy

Fintech Academy jadi cara OVO berikan edukasi soal keuangan ke mahasiswa (dok. OVO)

Fintech Academy berjalan dalam beragam format dari mulai one-day public lecture atau seminar hingga semester-long collaboration, disesuaikan dengan kebutuhan mitra universitas. Dalam program ini, praktisi OVO terlibat langsung dalam pemberian materi kepada para mahasiswa supaya memperoleh pengalaman yang aplikatif dan relevan dengan industri fintech.  

Karaniya mengatakan, Fintech Academy dirancang sebagai upaya untuk ikut mendorong kapasitas akademik di area teknologi keuangan (fintech) di kalangan mahasiswa lewat kolaborasi antara dunia pendidikan dan pelaku industri.

"Program yang menggabungkan antara teori dan praktik ini tidak hanya memberikan mahasiswa pemahaman konseptual mengenai inovasi serta regulasi di sektor keuangan digital, tetapi juga mengembangkan kemampuan analisa dalam melihat peluang hingga risiko, sehingga dapat mewujudkan ekosistem keuangan digital yang inklusif, berintegritas, dan berkelanjutan," ujar dia.

2. Penandatanganan MoU dengan dua perguruan tinggi

Penandatanganan MoU antara OVO dan STIH Adhyaksa untuk menggelar Fintech Academy (dok. OVO)

Tahun ini OVO memperluas jaringan kolaborasi akademik dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dan pelaksanaan kuliah umum di Universitas Indonesia (UI) pada 29 Agustus 2025, tepatnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dengan tema "Fintech Inclusion in Indonesia: Opportunities, Challenges, and the Road Ahead". Perjanjian kerja sama mencakup program magang, peluang rekrutmen, dosen tamu, hingga kunjungan perusahaan.

Selanjutnya, agenda penandatanganan Nota Kesepahaman juga berlangsung di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Adhyaksa pada 6 Oktober 2025, meliputi perjanjian pengadaan program seminar dan kuliah umum dengan tema panel diskusi "Ekonomi Digital Indonesia: Peluang Inklusi dan Tantangan Kejahatan Siber". Kegiatan ini menghadirkan pembicara dari berbagai pihak, termasuk perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jajaran pimpinan OVO, serta akademisi dari mitra universitas.

"Fintech Academy menjadi ruang kolaborasi yang relevan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia untuk mengasah wawasan sekaligus keterampilan di bidang keuangan digital. Dengan keterlibatan langsung praktisi industri, khususnya dari OVO, mahasiswa tidak hanya memahami konsep teoritis, tetapi juga melihat penerapannya dalam praktik nyata. Kolaborasi ini selaras dengan misi FEB UI dan Universitas Indonesia untuk menghasilkan lulusan yang adaptif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan ekonomi digital," tutur Dekan  FEB UI, Yulianti Abbas.

Senada, Ketua STIHA Adhyaksa, Hasbullah menyatakan kolaborasi industri-akademia melalui Fintech Academy memperkaya kurikulum kami dan membuka jalur bagi mahasiswa untuk memahami tantangan nyata di sektor fintech.

"Program ini tidak hanya membantu mahasiswa hukum memahami aspek regulasi dan perlindungan konsumen di era keuangan digital, tetapi juga membekali mereka dengan wawasan praktis untuk melindungi diri dari berbagai risiko, termasuk potensi penipuan siber. Interaksi langsung dengan praktisi memberi konteks nyata bagi teori yang diajarkan, sehingga mahasiswa dapat lebih siap, baik dalam menghadapi dunia kerja maupun menjaga keamanan finansial pribadinya," kata Hasbullah.

3. Lebih dari 5.000 mahasiswa ikut Fintech Academy

Ilustrasi aplikasi OVO. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sejak diluncurkan pada 2021, Fintech Academy menjadi kanal edukasi yang melibatkan OVO, OVO Finansial (PT Indonusa Bara Sejahtera), Bareksa, dan sejumlah perguruan tinggi ternama di Indonesia. Program ini bertujuan untuk membekali kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kesadaran dan pengembangan skills, serta eksposur terhadap praktik industri fintech.

Manfaat utama bagi mahasiswa meliputi wawasan langsung dari pakar industri, pembaruan tentang tren fintech, keterampilan yang relevan untuk karier di sektor finansial teknologi, dan pemahaman mendalam tentang produk dan risiko keuangan digital.  

Hingga saat ini, lebih dari 5.000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Trisakti, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, dan STIH Adhyaksa telah mengikuti program Fintech Academy.

"OVO, OVO Finansial beserta Bareksa akan terus memperluas Fintech Academy sebagai pilar edukasi dan tanggung jawab sosial perusahaan untuk memastikan transformasi digital di Indonesia berjalan dengan prinsip keamanan, transparansi, dan keberlanjutan. Melalui Fintech Academy, OVO menegaskan perannya sebagai perusahaan fintech terdepan yang tidak hanya menghadirkan layanan transaksi digital yang aman dan mudah, tetapi juga aktif membangun ekosistem literasi finansial yang berkelanjutan di Indonesia," tutur Karaniya.

Editorial Team