Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Kebiasaan Finansial Baby Boomer yang Merugikan

Ilustrasi uang (freepik.com)
Ilustrasi uang (freepik.com)
Intinya sih...
  • Terlalu kaku dengan cara lama, menolak mengubah strategi menabung atau berinvestasi
  • Terlalu banyak membantu anak dewasa, dapat merugikan masa pensiun sendiri
  • Mengandalkan rekening pensiun konvensional saja, perlu mencari alternatif tambahan seperti Roth IRA atau akun broker
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Generasi baby boomer seringkali mendapat sorotan negatif, tapi jarang orang mengingat mereka tumbuh di masa-masa penuh gejolak. Dari era flower power hingga kemewahan tahun 1980-an, sebelum akhirnya bingung menghadapi grunge dan istilah-istilah modern seperti “bae” atau “skibidi”, perjalanan hidup mereka penuh perubahan.

Di tengah perubahan itu, baby boomer harus mengambil keputusan finansial strategis agar bisa menyiapkan masa pensiun. Namun, beberapa kebiasaan yang mereka jalani justru bisa merugikan kekayaan mereka. Berikut tiga kebiasaan finansial yang membuat banyak baby boomer berisiko kehabisan uang.

1. Terlalu kaku dengan cara lama

Ilustrasi pengelolaan finansial (freepik.com)
Ilustrasi pengelolaan finansial (freepik.com)

Menurut studi National Debt Relief, baby boomer adalah generasi yang paling jarang merasa mereka membuat keputusan finansial yang salah. Kebiasaan ini bisa menjadi jebakan: menolak mengubah strategi menabung atau berinvestasi berarti melewatkan peluang meningkatkan kekayaan, seperti memindahkan dana dari tabungan biasa ke akun high-yield atau bekerja dengan penasihat keuangan profesional.

Menariknya, sekitar 30 persen baby boomer mengaku mereka butuh lebih banyak informasi untuk membangun kebiasaan finansial yang lebih baik. Tanpa informasi ini, banyak yang tetap bergantung pada kartu kredit, mengabaikan anggaran, atau menghindari produk keuangan modern seperti layanan perbankan online.

2. Terlalu banyak membantu anak dewasa

Ilustrasi memberi uang (freepik.com)
Ilustrasi memberi uang (freepik.com)

Banyak baby boomer dikenal dermawan terhadap anak dan cucu mereka, bahkan sampai mengorbankan keamanan finansial sendiri. Data dari Savings.com menunjukkan setengah dari orang tua yang memiliki anak dewasa tetap memberikan dukungan finansial, termasuk belanja bulanan, tagihan telepon, dan bahkan biaya liburan.

Sayangnya, membantu anak terlalu banyak dapat merugikan masa pensiun mereka sendiri. Hampir 50 persen orang tua yang mendukung anak dewasa mengaku hal ini berdampak negatif pada kondisi keuangan mereka. Menetapkan batasan finansial dengan anak bisa menjadi tindakan bijak sekaligus bentuk kasih sayang yang bertanggung jawab.

3. Mengandalkan rekening pensiun konvensional saja

Ilustrasi dana pensiun (freepik.com)
Ilustrasi dana pensiun (freepik.com)

Di masa muda mereka, dana pensiun dianggap cukup untuk hidup nyaman di masa pensiun. Namun kini, ketidakpastian pasar saham, masa depan Social Security, dan menipisnya rencana pensiun menuntut baby boomer untuk mencari alternatif tambahan, seperti Roth IRA, akun broker, atau produk investasi lainnya.

Selain itu, penting untuk memiliki dana darurat yang kuat, sebaiknya di tabungan berbunga tinggi, serta perlindungan tambahan seperti Health Savings Account (HSA) atau asuransi perawatan jangka panjang. Beberapa polis asuransi jiwa permanen juga menawarkan nilai tunai yang bisa mendukung pensiun, sedangkan anuitas dapat menciptakan aliran pendapatan stabil di masa tua.

Generasi baby boomer memang sering mendapat kritik, tetapi mereka juga menghadapi tantangan finansial unik. Kebiasaan seperti terlalu kaku, membantu anak dewasa berlebihan, dan mengandalkan rekening pensiun konvensional dapat menghambat keamanan finansial. Dengan menyadari dan memperbaiki kebiasaan ini, baby boomer bisa mengamankan masa depan finansial yang lebih stabil dan nyaman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Kegiatan Tambang Bawah Tanah Freeport Disetop Sampai Audit Tuntas

10 Okt 2025, 18:00 WIBBusiness