Seorang warga menunjukkan uang Rupiah kertas Tahun Emisi 2022 usai menukarkan di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Gorontalo di Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (19/8/2022). (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)
Maroef Sjamsoeddin lahir pada 1970, dan kini berusia 55 tahun saat ini. Dia adalah anak dari Sjamsoeddin, seorang purnawirawan berpangkat Letnan Kolonel. Kakaknya, Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin adalah Menteri Pertahanan dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto.
Dia tercatat sebagai Lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU). Ia pun berhasil memperoleh gelar Master of Business Administration dari Jakarta Institute Management Studies.
Maroef merupakan purnawirawan TNI AU dengan pangkat terakhir marsekal muda. Dia berasal dari Korps Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1980. Selama karier militernya, dia pernah menjabat sebagai Komandan Skadron 465 Paskhas, Atase Pertahanan RI untuk Brasil, Direktur Kontra Separatis BIN, Sahli Hankam BIN.
Dilansir dari berbagai sumber, Maroef Sjamsoeddin pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) periode 2011- 2014.
Selain di dunia intelijen, Maroef juga pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia pada periode 2015 hingga 2016.
Namanya sempat mencuat dalam kasus "Papa Minta Saham" pada 2015 yang melibatkan Setya Novanto yang saat itu menjabat Ketua DPR RI. Dalam kasus tersebut, Maroef merekam pertemuan antara Setya Novanto, pengusaha Mohammad Riza Chalid, dan dirinya sendiri.
Dalam rekaman tersebut, Setya Novanto diduga meminta saham Freeport Indonesia dengan mengatasnamakan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Rekaman ini menjadi bukti dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, yang berujung pada pengunduran diri Setya Novanto dari jabatan Ketua DPR pada 2015.