Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Daftar Gaji Perawat di Indonesia Mulai dari RS hingga RSJ
Perawat ICU RSPP Modular Simprug, Novi Citra Lenggana (Dok. Humas RSPP)

Intinya sih...

  • Gaji perawat rumah sakit berkisar antara Rp4 juta hingga Rp7 juta per bulan, tergantung status kepegawaian dan lokasi geografis.

  • Gaji perawat instalasi gawat darurat berkisar antara Rp4,5 juta hingga Rp7 juta per bulan, dengan tambahan tunjangan dan fasilitas.

  • Gaji perawat ICU berkisar antara Rp4,5 juta hingga Rp7 juta per bulan, namun bisa mencapai Rp9 juta hingga Rp16 juta di rumah sakit besar atau internasional.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Di Indonesia, ada banyak jenis perawat yang dibedakan berdasarkan tugasnya. Setiap jenis perawat itu pada umumnya memiliki kisaran gaji perawat yang berbeda.

Dilansir situs resmi Gramedia, gaji setiap perawat diperoleh sesuai dengan peran dan fungsinya. Makin besar tanggung jawab seorang perawat, maka makin besar juga gaji bulanan yang akan diperoleh.

1. Gaji perawat rumah sakit

Ilustrasi para perawat pasien COVID-19 sedang bertugas di RS Dr Kariadi Semarang. Dok. IDN Times

Gaji perawat rumah sakit di Indonesia sangat bervariasi, tetapi secara umum berkisar antara Rp4 juta sampai Rp7 juta per bulan untuk perawat dengan status pegawai tetap atau perawat bersertifikat (STR) yang bekerja di rumah sakit swasta/negara pada kota-kota besar. Di kota-besar seperti Jakarta, rata-rata gaji yang dilaporkan jauh lebih tinggi (beberapa sumber menunjukkan rata-rata sampai sekitar Rp10–11 juta untuk posisi tertentu/rumah sakit swasta besar), sementara di kota-kota menengah atau daerah gaji rata-rata cenderung di kisaran Rp3,5–6 juta. Rentang ini muncul karena pengumpulan data dari platform lowongan kerja dan artikel industri yang memantau penawaran upah di sektor kesehatan.

Perbedaan paling signifikan ditentukan oleh status kepegawaian (PNS/ASN vs kontrak/honorer), jenis fasilitas kesehatan (rumah sakit negeri, swasta lokal, atau rumah sakit internasional), spesialisasi tugas (mis. ICU, UGD, OK), dan lokasi geografis. Perawat PNS atau perawat dengan golongan/STR dan jam kerja penuh di rumah sakit pemerintah biasanya memperoleh gaji pokok plus tunjangan sehingga totalnya bisa menembus Rp4–7 juta atau lebih; sedangkan perawat kontrak di fasilitas kecil atau daerah terpencil kadang hanya menerima gaji di bawah UMP setempat. Selain itu, beban kerja (shift malam, layanan darurat) dan sertifikasi khusus biasanya memberi tambahan kompensasi (tunjangan shift/lembur).

Dinamika regulasi juga memengaruhi prospek upah: kebijakan kenaikan gaji ASN dan tenaga kesehatan (mis. Perpres/aturan yang terbit pada 2025) memicu penyesuaian upah bagi tenaga kesehatan di sektor publik, sehingga perawat PNS/ASN dapat mengalami kenaikan yang membuat celah antara gaji perawat negeri dan swasta semakin jelas. Namun, realitas lapangan tetap menunjukkan kesenjangan antar-wilayah — beberapa provinsi dan rumah sakit swasta masih melaporkan upah yang jauh di bawah rata-rata nasional, sehingga peningkatan standar pengupahan masih menjadi tantangan kebijakan dan advokasi profesi.

2. Gaji perawat instalasi gawat darurat

Petugas tenaga kesehatan membawa pasien ke ruangan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 16 Juni 2021. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

Gaji perawat yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) memiliki kisaran yang sedikit lebih tinggi dibandingkan perawat di unit umum karena sifat pekerjaannya yang penuh risiko, padat tekanan, dan membutuhkan kecepatan pengambilan keputusan. Pada tahun 2025, rata-rata gaji perawat IGD di Indonesia berkisar antara Rp4,5 juta hingga Rp7 juta per bulan, tergantung jenis rumah sakit dan wilayahnya. Di rumah sakit besar atau bertaraf internasional di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, nominalnya bisa mencapai Rp8 juta hingga Rp10 juta, terutama bagi mereka yang memiliki jam kerja penuh dan sertifikasi tambahan seperti BTCLS (Basic Trauma and Cardiac Life Support) atau PPGD (Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat).

Perbedaan upah antar rumah sakit dan daerah muncul karena faktor status kepegawaian, pengalaman kerja, serta kebijakan insentif rumah sakit. Perawat IGD yang berstatus ASN/PNS di rumah sakit pemerintah biasanya menerima gaji pokok sekitar Rp3 juta–Rp4,5 juta, ditambah berbagai tunjangan fungsional, risiko, dan kinerja sehingga total pendapatan bulanannya dapat mencapai Rp6 juta–Rp8 juta. Sementara perawat kontrak atau swasta di rumah sakit kecil bisa memperoleh gaji lebih rendah, sekitar Rp3 juta–Rp4 juta, namun sering kali mendapat kompensasi lembur dan insentif tambahan terutama untuk shift malam dan hari libur nasional.

Selain gaji pokok, perawat IGD juga mendapatkan beragam tunjangan dan fasilitas yang menambah nilai total penghasilan mereka. Tunjangan yang paling umum meliputi tunjangan risiko kerja, karena IGD adalah area dengan tingkat paparan tinggi terhadap penyakit menular, kecelakaan, dan stres kerja. Ada juga tunjangan shift malam, uang makan dan transportasi, serta insentif kinerja atau pelayanan gawat darurat. Beberapa rumah sakit besar bahkan menyediakan asuransi kesehatan tambahan, pelatihan berkelanjutan, hingga kesempatan promosi jabatan klinis bagi perawat IGD berprestasi. Kombinasi gaji, tunjangan, dan insentif ini membuat profesi perawat IGD menjadi salah satu posisi paling penting dan dihargai di dunia keperawatan modern di Indonesia.

3. Gaji perawat ICU

Ilustrasi ruang ICU COVID-19.theconversation.com

Gaji perawat yang bertugas di Intensive Care Unit (ICU) umumnya lebih tinggi dibandingkan perawat di unit umum karena tanggung jawabnya yang berat dan tingkat risiko kerja yang tinggi. Pada tahun 2025, rata-rata gaji perawat ICU di Indonesia berkisar antara Rp4,5 juta hingga Rp7 juta per bulan. Namun, angka ini dapat meningkat menjadi Rp9 juta hingga Rp16 juta per bulan di rumah sakit besar atau bertaraf internasional seperti RS Pondok Indah, Siloam Hospitals, dan Mayapada Hospital, terutama bagi perawat senior yang telah memiliki pengalaman panjang dan sertifikasi khusus ICU. Tugas perawat ICU tidak hanya memberikan perawatan intensif pada pasien kritis, tetapi juga harus memahami cara kerja alat-alat medis canggih seperti ventilator, infus pump, dan monitor jantung.

Besaran gaji perawat ICU juga sangat dipengaruhi oleh status kepegawaian, tingkat pendidikan, serta lokasi rumah sakit. Perawat ICU yang berstatus ASN/PNS di rumah sakit pemerintah umumnya memiliki gaji pokok sekitar Rp3 juta–Rp4,5 juta, tetapi dengan tambahan tunjangan fungsional, risiko, dan kinerja, total pendapatannya bisa mencapai Rp6 juta–Rp8 juta per bulan. Sementara itu, perawat ICU di rumah sakit swasta menengah biasanya memperoleh gaji pokok antara Rp5 juta–Rp7 juta, ditambah insentif shift malam, lembur, dan bonus tahunan. Di rumah sakit premium, perawat ICU senior dengan pengalaman lebih dari 5 tahun dapat memperoleh penghasilan di atas Rp10 juta per bulan karena kompetensi dan jam kerja tinggi yang dibutuhkan di unit kritis.

Selain gaji pokok, perawat ICU juga mendapatkan berbagai tunjangan dan fasilitas tambahan. Beberapa di antaranya meliputi tunjangan risiko kerja, tunjangan shift malam, uang makan dan transportasi, serta asuransi kesehatan tambahan. Rumah sakit besar sering kali juga memberikan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi internasional, dan peluang promosi ke posisi kepala perawat ICU bagi tenaga yang berprestasi. Kombinasi antara gaji, tunjangan, dan kesempatan pengembangan karier membuat profesi perawat ICU menjadi salah satu posisi paling bergengsi dan bernilai tinggi dalam dunia keperawatan modern di Indonesia.

4. Gaji perawat puskesmas

Ilustrasi pegawai puskesmas. (Dokumen)

Gaji perawat yang bekerja di Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) umumnya berbeda dari perawat rumah sakit karena berada di bawah naungan pemerintah daerah dan Kementerian Kesehatan. Pada tahun 2025, rata-rata gaji perawat Puskesmas di Indonesia berada di kisaran Rp2,2 juta hingga Rp2,5 juta per bulan untuk gaji pokok, sesuai dengan ketentuan golongan ASN dan PPPK tenaga kesehatan. Namun, total penghasilan perawat Puskesmas bisa meningkat signifikan berkat berbagai tunjangan daerah, insentif kapitasi BPJS, dan tunjangan kinerja, sehingga jumlah keseluruhan yang diterima setiap bulan dapat mencapai Rp5 juta hingga Rp6 juta. Angka ini dapat berbeda-beda tergantung lokasi penempatan dan status kepegawaian.

Perbedaan gaji antara perawat Puskesmas satu dengan yang lain sangat dipengaruhi oleh status kepegawaian (PNS, PPPK, atau honorer) dan lokasi tempat bertugas. Perawat PNS di Puskesmas biasanya memperoleh gaji pokok sesuai golongan, ditambah tunjangan jabatan fungsional, tunjangan keluarga, dan tunjangan kinerja daerah. Sementara perawat honorer atau kontrak bisa mendapat gaji lebih rendah, berkisar Rp2 juta–Rp3 juta per bulan, tergantung pada kebijakan masing-masing daerah. Bagi perawat yang bertugas di daerah terpencil, pemerintah memberikan tambahan berupa tunjangan daerah khusus, yang bisa mencapai 50% hingga 100% dari gaji pokok, sebagai kompensasi atas kondisi kerja yang lebih berat dan fasilitas terbatas.

Selain gaji pokok dan tunjangan, perawat Puskesmas juga berhak mendapatkan insentif dan fasilitas tambahan. Beberapa di antaranya meliputi insentif tenaga kesehatan (nakes) dari dana kapitasi BPJS Kesehatan, uang transportasi lapangan, uang makan harian, serta peluang mengikuti pelatihan atau sertifikasi profesional dari Kementerian Kesehatan. Di beberapa daerah, perawat juga mendapat fasilitas rumah dinas, asuransi kesehatan tambahan, dan biaya operasional kegiatan lapangan seperti imunisasi atau pelayanan posyandu. Dengan kombinasi ini, profesi perawat Puskesmas tidak hanya berperan vital dalam pelayanan kesehatan masyarakat, tetapi juga mendapat dukungan finansial dan fasilitas yang cukup memadai untuk menunjang kinerja mereka di lapangan.

5. Gaji perawat homecare

Ilustrasi perawat. IDN Times/Wira Sanjiwani

Gaji perawat yang bekerja di layanan homecare memiliki struktur yang cukup berbeda dibandingkan dengan perawat di rumah sakit atau Puskesmas, karena sistem kerjanya lebih fleksibel dan biasanya berbasis jam kerja, sistem panggilan, atau kontrak pasien. Pada tahun 2025, rata-rata gaji perawat homecare di Indonesia berada di kisaran Rp4 juta hingga Rp7 juta per bulan, tergantung pada wilayah kerja, pengalaman, dan jenis layanan medis yang diberikan. Untuk perawat homecare dengan sertifikasi khusus seperti perawatan luka, perawatan pasien pasca-operasi, lansia (geriatric care), atau perawatan pasien kritis di rumah, penghasilannya bisa mencapai Rp8 juta hingga Rp12 juta per bulan. Di kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, tarif layanan perawat homecare profesional juga cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah lain.

Perbedaan gaji perawat homecare sangat dipengaruhi oleh model kerja dan jenis klien yang dilayani. Ada perawat homecare yang bekerja di bawah naungan agen penyedia layanan kesehatan rumahan, dan ada juga yang bekerja secara mandiri (freelance). Jika bekerja di perusahaan homecare, mereka biasanya mendapat gaji tetap per bulan ditambah insentif kunjungan pasien. Namun, jika bekerja mandiri, perawat dapat menentukan tarif per kunjungan yang bervariasi antara Rp150 ribu hingga Rp500 ribu per sesi, tergantung pada kompleksitas tindakan medis seperti pemasangan infus, perawatan luka, atau terapi injeksi. Dengan sistem ini, perawat yang aktif dan memiliki banyak pasien bisa memperoleh pendapatan bulanan yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata perawat rumah sakit.

Selain penghasilan pokok, perawat homecare juga memperoleh tunjangan dan fasilitas tambahan tergantung pada lembaga atau perusahaan tempat mereka bekerja. Umumnya, fasilitas yang diberikan mencakup uang transportasi, tunjangan lembur, alat kesehatan pribadi (APD), asuransi kerja, dan pelatihan keterampilan medis lanjutan. Beberapa perusahaan homecare besar di kota-kota besar juga memberikan bonus kinerja, tunjangan komunikasi, bahkan akomodasi jika perawat harus tinggal di rumah pasien selama masa perawatan. Profesi ini menjadi semakin diminati karena fleksibilitas waktu kerja, potensi penghasilan yang tinggi, dan tingginya permintaan masyarakat terhadap layanan kesehatan rumahan yang lebih personal dan nyaman.

6. Gaji perawat klinik kecantikan

Salah satu perawatan di Klinik Kecantikan (Dok. Dermaster Indonesia)

Profesi perawat di klinik kecantikan kini semakin populer seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perawatan kulit dan penampilan. Tugas perawat di bidang ini bukan hanya membantu dokter dalam prosedur estetika, tetapi juga memberikan edukasi, melakukan tindakan dasar seperti facial medis, serta memastikan kebersihan dan keamanan alat. Peran mereka sangat penting dalam menjaga kualitas pelayanan agar pasien merasa aman dan nyaman.

Secara umum, gaji perawat klinik kecantikan di Indonesia bervariasi tergantung pada lokasi, pengalaman, dan skala klinik tempat mereka bekerja. Untuk perawat pemula atau entry-level, kisaran gaji berada di angka Rp2,5 juta hingga Rp4 juta per bulan. Sementara itu, perawat berpengalaman dengan keahlian melakukan tindakan seperti laser treatment, filler, atau injeksi botox bisa memperoleh penghasilan antara Rp5 juta hingga Rp8 juta per bulan. Di klinik besar dan ternama di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bali, gajinya bahkan bisa mencapai Rp10 juta per bulan, tergantung tanggung jawab dan jam kerja.

Selain gaji pokok, perawat di klinik kecantikan juga sering mendapatkan insentif dan komisi tambahan. Komisi ini diberikan jika perawat mampu menjual produk perawatan tertentu atau mencapai target pelayanan pasien. Ada juga tunjangan lembur bagi yang bekerja dalam sistem shift atau jadwal padat, terutama pada akhir pekan. Secara keseluruhan, profesi ini menjanjikan penghasilan yang kompetitif, peluang karier yang menarik, serta pengalaman kerja di industri yang terus berkembang.

7. Gaji perawat anestesi

Tenaga medis di RSPP (Dok. Humas RSPP)

Perawat anestesi merupakan salah satu tenaga kesehatan penting yang bekerja di rumah sakit dan fasilitas medis besar. Mereka bertanggung jawab mendampingi dokter anestesi dalam menyiapkan obat bius, memantau kondisi pasien selama prosedur pembedahan, serta memastikan keselamatan pasien sebelum, selama, dan sesudah operasi. Profesi ini memerlukan ketelitian tinggi, kemampuan analisis cepat, dan pemahaman mendalam tentang anatomi serta farmakologi obat anestesi. Karena tingkat tanggung jawabnya besar, posisi ini termasuk salah satu yang memiliki gaji tertinggi di bidang keperawatan.

Secara umum, gaji perawat anestesi di Indonesia bervariasi tergantung pada pengalaman kerja, lokasi rumah sakit, dan status kepegawaian. Untuk perawat anestesi pemula atau entry-level, kisaran gaji berada di angka Rp5 juta hingga Rp8 juta per bulan. Sementara bagi perawat berpengalaman yang sudah memiliki sertifikasi anestesi dan bekerja di rumah sakit besar, gajinya bisa mencapai Rp10 juta hingga Rp15 juta per bulan. Di rumah sakit swasta ternama atau fasilitas kesehatan bertaraf internasional, penghasilan perawat anestesi bahkan bisa menembus Rp18 juta hingga Rp20 juta per bulan, terutama jika mereka bertugas dalam tim bedah intensif.

Selain gaji pokok, perawat anestesi juga berhak memperoleh tunjangan tambahan dan insentif kinerja. Tunjangan tersebut meliputi tunjangan profesi, tunjangan risiko kerja, serta insentif operasi yang diberikan setiap kali ikut serta dalam tindakan pembedahan. Selain itu, mereka juga mendapatkan fasilitas kesehatan, BPJS, serta pelatihan kompetensi berkelanjutan yang dibiayai oleh rumah sakit. Dengan tanggung jawab besar dan jam kerja yang dinamis, profesi ini menjadi salah satu pilihan karier terbaik bagi perawat dengan kemampuan klinis tinggi dan dedikasi terhadap keselamatan pasien.

8. Gaji perawat OK

Salah satu perawat di RSPP Jakarta (Dok. Pribadi)

Perawat OK atau perawat kamar bedah adalah tenaga kesehatan yang memiliki peran vital dalam setiap proses pembedahan. Mereka bertanggung jawab menyiapkan peralatan operasi, menjaga sterilitas ruang bedah, membantu dokter selama tindakan, serta memastikan pasien berada dalam kondisi aman dan stabil sebelum serta setelah operasi. Profesi ini menuntut disiplin tinggi, ketelitian, serta kemampuan bekerja di bawah tekanan, karena kesalahan sekecil apa pun dapat berakibat fatal bagi keselamatan pasien.

Secara umum, gaji perawat OK di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan perawat di unit lainnya karena beban kerja dan tingkat tanggung jawab yang besar. Untuk perawat OK pemula atau entry-level, kisaran gaji berada di angka Rp5 juta hingga Rp7 juta per bulan. Sedangkan bagi perawat berpengalaman dengan keahlian khusus dalam menangani prosedur bedah besar, gajinya dapat mencapai Rp8 juta hingga Rp12 juta per bulan. Di rumah sakit swasta besar atau rumah sakit rujukan nasional, perawat kamar bedah senior bahkan bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp15 juta per bulan, tergantung jumlah jam operasi dan tingkat keahlian yang dimiliki.

Selain gaji pokok, perawat OK juga menerima berbagai tunjangan dan insentif tambahan, terutama dari kegiatan operasi. Beberapa rumah sakit memberikan tunjangan risiko kerja, insentif per tindakan operasi, tunjangan lembur, hingga fasilitas pendidikan lanjutan untuk meningkatkan kompetensi di bidang bedah. Profesi ini termasuk salah satu bidang keperawatan yang paling dihargai di lingkungan rumah sakit karena keterlibatan langsungnya dalam penyelamatan nyawa pasien.

9. Gaji perawat rumah sakit jiwa

Petugas kesehatan menyuntikan Vaksin COVID-19 kepada pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Muhammad Ildrem, Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (29/6/2021). (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Perawat rumah sakit jiwa (RSJ) memiliki peran penting dalam memberikan perawatan dan dukungan kepada pasien dengan gangguan jiwa atau masalah kesehatan mental. Mereka bertugas melakukan observasi kondisi pasien, memberikan obat-obatan sesuai instruksi dokter, membantu terapi perilaku, serta memastikan keselamatan pasien dan lingkungan sekitar. Profesi ini membutuhkan kesabaran tinggi, kemampuan komunikasi yang baik, serta keterampilan khusus dalam menangani pasien dengan kondisi psikologis yang kompleks.

Secara umum, gaji perawat rumah sakit jiwa di Indonesia bervariasi tergantung pengalaman, lokasi, dan status kepegawaian. Untuk perawat RSJ pemula, kisaran gaji berada di angka Rp3 juta hingga Rp5 juta per bulan. Perawat berpengalaman atau yang memiliki sertifikasi keperawatan jiwa dapat memperoleh gaji antara Rp5 juta hingga Rp8 juta per bulan, terutama jika bekerja di rumah sakit jiwa pemerintah atau swasta berskala besar. Di rumah sakit jiwa ternama atau institusi kesehatan mental yang fokus pada perawatan intensif, gaji perawat senior bisa mencapai Rp10 juta per bulan.

Selain gaji pokok, perawat RSJ juga mendapatkan tunjangan dan insentif tambahan. Beberapa tunjangan meliputi tunjangan risiko kerja, tunjangan shift malam, serta bonus kinerja tahunan. Fasilitas tambahan sering diberikan berupa asuransi kesehatan, pelatihan pengembangan profesional, dan kesempatan mengikuti sertifikasi atau workshop keperawatan jiwa. Dengan kombinasi gaji, tunjangan, dan peluang pengembangan karier, profesi perawat RSJ menawarkan kesejahteraan yang sepadan dengan tanggung jawab dan kompleksitas pekerjaan yang mereka emban.

10. FAQ

ilustrasi perawat (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

1. Apakah semua perawat menerima tunjangan tambahan selain gaji pokok?

Sebagian besar perawat menerima tunjangan seperti tunjangan risiko kerja, tunjangan shift, insentif operasi atau tindakan medis, dan bonus kinerja, tergantung fasilitas dan status kepegawaian.

2. Apakah perawat di klinik kecantikan atau homecare memerlukan STR?

Ya, sebagian besar perawat wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai izin praktik resmi.

3. Mengapa gaji perawat ICU, anestesi, dan OK lebih tinggi dibanding perawat Puskesmas?

Karena tingkat tanggung jawab, risiko kerja, dan kompleksitas tindakan medis yang lebih tinggi dibandingkan unit pelayanan dasar.

4. Apakah pengalaman memengaruhi gaji perawat?

Sangat memengaruhi. Perawat berpengalaman dan bersertifikasi pada bidang spesialisasi tertentu bisa mendapatkan gaji lebih tinggi, bonus tambahan, dan peluang kenaikan jabatan.

5. Apakah prospek karier perawat di berbagai spesialisasi menjanjikan?

Ya, perawat dapat naik menjadi koordinator, kepala perawat, instruktur pelatihan, atau spesialis di bidang tertentu, tergantung pengalaman, kualifikasi, dan sertifikasi profesional yang dimiliki.

Editorial Team