Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pimpinan WIlayah Perum Bulog Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Muhammad Imron Rosidi. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Pimpinan WIlayah Perum Bulog Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Muhammad Imron Rosidi. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Makassar, IDN Times - Kenaikan harga beras kian tak terbendung. Tak hanya di DKI Jakarta dan sekitarnya, kenaikan harga beras turut dirasakan di salah satu sentra produksi padi di Indonesia, yakni Sulawesi Selatan (Sulsel).

Pimpinan WIlayah Perum Bulog Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Muhammad Imron Rosidi mengatakan, harga beras di wilayah tersebut nyaris menyentuh Rp16 ribu per kilogram (kg).

“Kalau harga, memang hingga saat ini masih ada di atas,” kata Imron yang dikutip Minggu, (25/2/2024).

1. Harga gabah tembus Rp9 ribu

ilustrasi gabah. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Adapun kenaikan harga beras disebabkan harga gabah yang sudah melambung tinggi. Imron mengatakan, harga gabah kering panen (GKP) di wilayah Sulsel sudah mencapai Rp8 ribu-an per kg, dan gabah kering giling Rp9 ribu-an per kg.

“Informasi terakhir kita ketemu mitra, harga GKP sudah Rp8 ribu-an per kg, sampai mau masuk angka Rp9 ribu. Kalau diberaskan dua kali, sudah hampir Rp16 ribu per kg,” ucap Imron.

2. Bulog tak bisa serap gabah petani jika harganya di atas HPP

ilustrasi musim tanam padi. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Imron mengatakan, panen tahap I sendiri diprediksi jatuh pada akhir Maret 2024 hingga awal April 2024. Jika saat panen harga gabah masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP), maka Bulog tak bisa menyerapnya.

“Sesuai Perbadan, harga beli kita untuk GKP Rp5 ribu, untuk GKG Rp6.300/kg. Ini GKG saja Rp6.300, GKP-nya sekarang sudah Rp8 ribu/kg, berasnya Rp15 ribu-16 ribu/kg,” ujar Imron.

3. Beras yang dihasilkan pada panen pertama akan diserap pasar

Ilustrasi stok beras di Gudang Bulog.(IDN Times/Vadhia Lidyana)

Imron sendiri memperkirakan Bulog Sulsel tak bisa menyerap panen petani karena harga yang masih tinggi. Dia meyakini, beras produksi petani di panen pertama itu akan langsung masuk ke pasar, mengisi kekosongan stok.

“Selama harga masih di atas HPP ya kita insyaallah tidak bisa serap. Dan sesuai kondisi saat ini, kayaknya panen besok banyak mengisi pasar, karena pasar lagi banyak kosong,” tutur Imron.

Namun, untuk memastikan ketersediaan stok beras, Bulog terus melaksanakan program bantuan pangan beras, gerakan pangan murah (GPM), dan penyaluran beras SPHP.

“Makanya ini program-program terus dilakukan, baik itu bantuan pangan, SPHP, gerakan pasar murah, itu sebagai langkah antisipasi Bulog terkait ketersediaan,” tutur Imron.

Editorial Team