Bansos Beras Jadi Jurus Tekan Lonjakan Harga
Maros, IDN Times - Penyaluran bantuan pangan beras 10 kilogram (kg) untuk 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) masih berlanjut. Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan, penyaluran bantuan tersebut dilakukan demi menekan lonjakan harga beras.
Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras medium tembus Rp14.230 per kilogram (kg), dan beras premium Rp16.270 per kg.
“Kenapa harga beras naik? Karena ada perubahan musim, El Nino. Itu dialami bukan hanya negara kita, tetapi negara lain juga mengalami hal yang sama,” kata Jokowi di Gudang Bulog Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (22/2/2024).
1. Jokowi sebut hanya Indonesia yang bagikan beras gratis untuk masyarakat
Jokowi mengatakan, meski kenaikan harga beras terjadi di seluruh dunia, namun hanya Indonesia yang menanganinya dengan membagikan bantuan pangan beras untuk masyarakat.
“Negara lain tidak diberi 10 kg per bulan, rakyat kita diberi 10 kg setiap bulan,” ujar Jokowi.
2. Stok beras Bulog capai 1,4 juta ton
Dalam kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan, kondisi stok beras Bulog dalam posisi aman. Adapun stoknya sebanyak 1,4 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP).
Erick mengatakan, CBP disalurkan untuk bantuan pangan beras dan juga stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
“Stok beras yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 1,4 juta ton dan sangat cukup untuk kebutuhan penyaluran Bantuan Pangan Beras sampai dengan bulan Juni, kemudian untuk penyaluran beras SPHP dan menghadapi puasa serta lebaran,” tutur Erick.
3. Sebanyak 1.000 KPM dapat bantuan pangan beras
Dalam acara itu, Bulog menyiapkan bantuan pangan beras untuk 1.000 KPM di wilayah Sulsel. Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan, bantuan tersebut diberikan untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok KPM.
"Jadi mereka yang mendapatkan bantuan itu tidak perlu lagi pergi ke pasar, mereka punya beras. Kemudian bagi keluarga yang tidak dapat pembagian bisa membeli beras SPHP yang juga sudah semakin tersedia di mana-mana,” ujar Bayu yang pernah menjabat sebagai wamendag dan wamentan semasa pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
