Garuda Indonesia Punya Boeing 737-800 seperti Jeju Air, Aman Terbang?

Tangerang, IDN Times - Maskapai Garuda Indonesia tercatat memiliki armada Boeing 737-800 seperti yang dimiliki Jeju Airlines (Jeju Air) yang mengalami kecelakaan maut pada Minggu, 29 Desember 2024.
Direktur Niaga Garuda Indonesia, Ade R Susandi, mengatakan ada sekitar 40 armada Boeing 737-800 milik Garuda Indonesia. Namun, Ade memastikan, Garuda Indonesia selalu melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan pesawat laik terbang.
“Semua maintenance rutin kita, memang kalau dilihat misalnya kita ngomong landing gear, dan lain-lain itu salah satu part yang harus selalu diperiksa,” kata Ade saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (1/1/2025).
1. Produsen bakal minta maskapai lakukan pemeriksaan unit pesawatnya
Ade mengatakan, saat terjadi kecelakaan pesawat akibat permasalahan dari pesawatnya, pihak produsen akan menginstruksikan seluruh maskapai untuk memeriksa armada sejenis yang dimiliki.
“Itu normal manufacturer punya SOP. Jadi setiap kali ada case langsung diinstruksi,” tutur Ade.
Namun, Ade mengatakan, penyebab kecelakaan maut Jeju Air sendiri masih diinvestigasi.
“Itu kan masih diinvestigasi masalahnya apa, segala macam,” kata Ade.
2. Garuda pastikan pesawatnya laik terbang
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko memastikan pesawat Garuda Indonesia laik terbang, begitu juga dengan Citilink Indonesia dan Pelita Air Service.
“Kita pastikan pesawat Garuda, Citilink, Pelita semua laik terbang, dan tentu GMF terus menjaga kelaikan dan safety, dan performance," kata Tiko di Bandara Soetta, Senin (30/12/2024).
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan biasanya maskapai penerbangan berkomunikasi dalam suatu saluran untuk saling mengevaluasi usai ada kecelakaan pesawat.
“Kalau kita di airlines sendiri kan sudah punya grup yang saling evaluasi dan komunikasi. Jadi begitu ada berita apapun itu, kita langsung sharing, jadi saling kolaborasi," ucap Wamildan.
3. Pesawat Jeju Air diduga mengalami kerusakan roda pesawat karena tabrakan burung
Proses investigasi tabrakan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 orang masih berlangsung. Dilansir Yonhap, alat yang menyimpan data penerbangan yakni kotak hitam (black box) mengalami kerusakan. Black box yang rusak adalah Flight Data Recorder (FDR).
FDR akan dibawa ke Amerika Serikat (AS) untuk dianalisis di sana, dengan harapan mendapat petunjuk dari kecelakaan maut pesawat Jeju Air Boeing 737-800 tersebut.
Dugaan sementara, Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C 2216 itu gagal mendarat akibat roda pesawat yang rusak. Roda pesawat rusak diduga akibat tabrakan dengan burung.
Di sisi lain, tim investigasi menduga tabrakan maut Jeju Air dengan bagian luar Bandara juga diakibatkan oleh localizer yang dipasang di struktur beton, yang memperburuk tabrakan pesawat. Localizer adalah sistem navigasi yang membantu pendaratan pesawat.