Maskapai BUMN Dimerger, Garuda Indonesia Tetap Gabung InJourney?

- Menteri BUMN, Erick Thohir prioritaskan merger Pelita Air ke dalam grup Garuda Indonesia.
- InJourney fokus perbaiki layanan bandara dan konsolidasi hotel-hotel BUMN.
- Merger maskapai BUMN menjadi upaya memperbaiki industri penerbangan Tanah Air.
Tangerang, IDN Times - Wacana penggabungan maskapai Garuda Indonesia ke Holding BUMN aviasi dan pariwisata InJourney belum terlaksana. Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan untuk saat ini pihaknya akan mendahulukan merger maskapai BUMN, yakni Pelita Air ke dalam grup Garuda Indonesia.
“Kemarin sepertinya ada pemikiran yang berbeda bahwa ekosistem penerbangan yang dilakukan penggabungan dulu. Sekarang kita lagi menjajaki apakah Pelita, Citilink, dan Garuda menjadi sebuah payung. Nah ini yang kita lagi diskusikan,” kata Erick di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (1/1/2024).
1. InJourney fokus perbaiki layanan bandara dan konsolidasi hotel

Erick mengatakan, InJourney sendiri saat ini sedang fokus dalam perbaikan layanan bandara. “Tetapi airport dan tentu InJourney-nya yang sedang juga berbenah sekarang,” ucap Erick.
Selain itu, InJourney juga sedang fokus meneruskan konsolidasi hotel-hotel BUMN. InJourney sendiri adalah induk dari PT Hotel Indonesia Natour (HIN), dan PT Hotel Indonesia Group yang mengelola 122 hotel BUMN dan swasta.
“Kita tahu sekarang kita sedang konsolidasi juga hotel-hotel. Hampir 133 hotel, 37 hotel sudah siap,” ujar Erick.
2. Merger sebagai upaya perbaikan industri penerbangan Indonesia

Adapun merger maskapai BUMN merupakan salah satu upaya memperbaiki industri penerbangan Tanah Air.
“Nah jadi kita terbuka saja dalam pembangunan daripada perbaikan ekosistem secara menyeluruh. Yang tadi salah satunya di industri penerbangan,” ucap Erick.
3. Proses kajian merger masih berjalan

Erick sendiri mengharapkan merger maskapai BUMN bisa terlaksana dengan cepat. Namun, saat ini proses kajiannya masih berlangsung.
“Ya semua perlu kajian, maunya sih kemarin,” tutur dia.