Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi logo Apple (pexels.com/Armand Velandez)
ilustrasi logo Apple (pexels.com/Armand Velandez)

Intinya sih...

  • Apple investasi 100 miliar dolar AS untuk manufaktur di AS.

  • Investasi ini membantu Apple pindahkan rantai pasok ke dalam negeri.

  • Trump gandakan tarif India dan tekan produksi domestik, Apple berlomba di tengah ketatnya industri teknologi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Apple bakal menggelontorkan 100 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp1,6 kuadriliun untuk proyek manufaktur di AS, yang dijadwalkan diumumkan di Gedung Putih Rabu (6/8/2025) sore waktu setempat. Komitmen tersebut merupakan bagian dari peluncuran American Manufacturing Program yang dirancang untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja di seluruh negeri. Acara pengumuman dijadwalkan berlangsung pukul 16.30 waktu timur di Ruang Oval.

Penasehat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, mengisyaratkan pengumuman ini terkait gelombang investasi besar-besaran ke AS di bawah pemerintahan Presiden AS, Donald Trump. “Bahkan, Anda mungkin akan melihat satu hari ini dari Apple,” kata Hassett dalam wawancara dengan Fox Business Network, dikutip dari Al Jazeera.

1. Investasi Apple pindahkan rantai pasok ke AS

Menurut laporan Bloomberg, investasi baru ini akan membantu Apple memindahkan bagian penting dari rantai pasoknya ke dalam negeri. Seorang pejabat Gedung Putih menyebutkan bahwa total investasi Apple di AS kini mencapai 600 miliar dolar AS (setara Rp9,8 kuadriliun) untuk empat tahun ke depan. Namun, belum banyak detail yang diungkap mengenai rincian teknis proyek tersebut.

Pada Februari lalu, Apple sudah mengumumkan rencana investasi senilai 500 miliar dolar AS (setara Rp8,1 kuadriliun) untuk membangun pabrik server kecerdasan buatan (AI) di Texas dan menambah sekitar 20 ribu pekerjaan riset dan pengembangan. Komitmen baru ini juga mencakup peluncuran American Manufacturing Program yang bertujuan menggerakkan lebih banyak komponen produksi ke dalam negeri. Program tersebut juga ingin mendorong perusahaan lain di AS untuk membuat komponen elektronik di dalam negeri.

Sebagai bagian dari komitmen sebelumnya, Apple juga berencana membuka akademi manufaktur di Detroit dan menggandeng MP Materials sebagai pemasok logam tanah jarang. “Pengumuman hari ini dengan Apple adalah kemenangan lain untuk industri manufaktur kami,” kata Asisten Sekretaris Pers Gedung Putih, Taylor Rogers, dikutip dari CNN International.

2. Trump gandakan tarif India dan tekan produksi domestik

Bendera India (pexels.com/Studio Art Smile)

Dilansir dari CNBC Internasional, Trump pada Rabu (6/8/2025) mengumumkan bahwa tarif barang dari India akan digandakan menjadi 50 persen, buntut dari keputusan India membeli minyak dari Rusia. Meski begitu, ponsel pintar tidak termasuk dalam daftar tarif baru ini, termasuk pengecualian terhadap tambahan tarif 25 persen, yang jadi keuntungan bagi perusahaan seperti Apple.

Pemerintah AS selama ini terus mendorong perusahaan teknologi seperti Apple agar memproduksi barang mereka di AS ketimbang mengandalkan fasilitas perakitan di China, India, atau Vietnam. Namun, para ahli menilai langkah ini tidak mudah karena terbatasnya tenaga kerja teknis di dalam negeri dan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi. Lokasi para pemasok utama Apple yang berada di Asia juga menambah tantangan logistik untuk memproduksi di AS.

Trump sebelumnya menulis di Truth Social bahwa ia telah menyampaikan langsung kepada CEO Apple, Tim Cook, tentang keinginannya agar iPhone dibuat di AS, bukan di India atau tempat lain. Jika tidak, menurut Trump, Apple harus membayar tarif minimal 25 persen ke pemerintah AS. Seorang pejabat Gedung Putih menyebutkan bahwa Tim Cook telah berdiskusi secara pribadi dengan Trump mengenai dampak tarif tersebut. Dalam laporan pendapatan minggu lalu, Cook menyebut Apple bakal menanggung biaya tarif sebesar 1,1 miliar dolar AS (setara Rp17,9 triliun) pada kuartal September.

3. Apple berlomba di tengah ketatnya industri teknologi

ilustrasi chip Apple (unsplash.com/BoliviaInteligente)

Ekspansi Apple di AS ini berlangsung di tengah berbagai tantangan yang dihadapi sepanjang tahun 2025. Selain soal tarif dari Trump, perusahaan itu juga menunda pembaruan besar untuk asisten virtual Siri karena tekanan dari persaingan dengan OpenAI dan Google dalam bidang AI.

Analis sektor teknologi dari perusahaan keuangan Baird, Ted Mortonson, menilai Tim Cook sebagai ahli dalam urusan rantai pasok teknologi. “Dan saya pikir seluruh tim rantai pasoknya sangat menyadari… sebelum itu terjadi, apa yang dipikirkan dan tidak dipikirkan oleh pemerintahan Trump,” kata Mortonson kepada CNN.

Apple bukan satu-satunya raksasa teknologi yang memperluas jejak manufakturnya di AS. Texas Instruments telah mengalokasikan 60 miliar dolar AS (setara Rp981 triliun) untuk produksi semikonduktor pada Juni, sementara perusahaan Taiwan TSMC menanamkan 100 miliar dolar AS (setara Rp1,6 kuadriliun) pada Maret. Di bulan April, produsen chip AI Nvidia juga mengumumkan pembangunan superkomputer di AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team