Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
12 Menteri-kepala badan kukan rapat koordinasi terbatas (rakortas) terkait kejadian luar biasa (KLB) program Makan Bergizi Gratis (MBG).
12 Menteri-kepala badan kukan rapat koordinasi terbatas (rakortas) terkait kejadian luar biasa (KLB) program Makan Bergizi Gratis (MBG). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • Zulkifli Hasan memastikan pemerintah serius menangani KLB terkait program MBG.

  • Program MBG menyebabkan 5.914 penerima manfaat mengalami keracunan makanan selama Januari-September 2025.

  • Penanganan kasus dilakukan bersama-sama oleh semua pihak, termasuk pemda yang diinstruksikan melakukan pengawasan berkala pada program MBG.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan pemerintah serius menangani kejadian luar biasa (KLB) terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal itu diungkapkannya usai rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang dihadiri 12 menteri, wakil menteri, dan kepala badan di kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta Selatan.

Berdasarkan data BGN, selama Januari-September 2025, program MBG telah menyebabkan 5.914 penerima manfaat mengalami keracunan makanan.

Zulhas memastikan, pemerintah tidak melihat insiden yang sebagian besar menimpa anak-anak itu sekadar angka.

"Kami menegaskan insiden bukan sekadar angka, tetapi menyangkut keselamatan generasi ke depan," ucap Zulhas, Minggu (28/9/2025).

Zulhas mengatakan, penanganan kasus dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak. Begitu juga pemerintah daerah (pemda) yang diinstruksikan melakukan pengawasan berkala pada program MBG.

"Semua langkah ini diambil secara terbuka, agar masyarakat yakin bahwa makanan yang disajikan aman, bergizi bagi seluruh anak Indonesia," ujar Zulhas.

Adapun terkait SPPG yang terlibat dengan kasus keracunan, akan dihentikan sementara dan dilakukan investigasi.

"Jadi yang bermasalah ditutup sementara, dilakukan evaluasi dan investigasi. Salah satu evaluasi yang pertama adalah mengenai kedisiplinan, kualitas, kemampuan, juru masak-tidak hanya di tempat yang terjadi, tetapi di seluruh SPPG," kata Zulhas.

Editorial Team