Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
UMKM Indonesia pendorong transaksi asing di tengah globalisasi. (Dok/Humas Mekari).
UMKM Indonesia pendorong transaksi asing di tengah globalisasi. (Dok/Humas Mekari).

Intinya sih...

  • UMKM Indonesia aktif terhubung ke pasar global dengan transaksi valuta asing.
  • Teknologi finansial memudahkan UMKM untuk bekerja sama dengan mitra internasional.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Mekari mengungkapkan, UMKM Indonesia tidak kalah dengan perusahaan-perusahaan besar dalam hal berbisnis di level internasional.

Data dari Mekari, perusahaan software-as-service SaaS yang memfasilitasi transaksi internasional oleh bisnis, menunjukkan bahwa lebih dari separuh transaksi internasional dalam valuta asing dilakukan oleh UMKM dibanding perusahaan besar. 

1. UMKM Indonesia makin banyak terhubung dengan jaringan bisnis global

Peresmian Pasar UMKM di PKOR Way Halim, Bandar Lampung. (DOK. Pemprov Lampung).

Chief Business Officer Mekari, Jansen Jumino mengatakan, dengan meningkatnya globalisasi bisnis, perusahaan Indonesia kian terhubung dengan mitra-mitra internasional untuk penyediaan bukan saja barang, namun juga jasa.

“UMKM Indonesia, sebagai industri yang sangat besar di ekonomi Indonesia, kian terhubung ke jaringan bisnis global. Kehadiran teknologi memudahkan mereka untuk bekerja sama dengan mitra-mitra internasional yang berperan sebagai pemasok maupun pembeli. Salah satu teknologi yang sangat berpengaruh adalah teknologi finansial yang memudahkan transaksi dalam valuta asing secara global," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip, Sabtu (7/12/2024). 

2. Sebanyak 60 persen dari transaksi valas dilakukan oleh UMKM

UMKM Indonesia pendorong transaksi asing di tengah globalisasi. (Dok/Humas Mekari).

Ia pun membeberkan tren menarik, berdasarkan data dari Mekari perihal transaksi internasional oleh UMKM di Indonesia.

Berdasarkan volume, hingga 60 persen dari transaksi valuta asing dilakukan oleh UMKM jika dibandingkan dengan perusahaan besar. UMKM yang aktif melakukan transaksi dalam valuta asing kerap adalah yang sedang atau sudah merambah ke pasar internasional.

“UMKM yang melakukan transaksi dalam valuta asing bukan saja mereka yang bergerak di ekspor-impor barang, namun juga mereka yang menyediakan jasa mengingat bahwa banyak pekerjaan ataupun project sekarang dapat dilakukan secara remote atau virtual," katanya.

3. Rata-rata UMKM melakukan transaksi valas sebanyak 8 kali per bulan

Ilustrasi uang dolar (Foto: IDN Timesa)

Kemudian UMKM rata-rata melakukan transaksi valuta asing sebanyak 8 kali per bulan, dan 3 macam transaksi paling sering adalah untuk utang usaha, perbankan, dan pengeluaran usaha.

Menurutnya, sebagian besar transaksi valuta asing UMKM menyangkut pembayaran pemasok atau vendor, mulai dari bahan baku hingga produk jadi, di luar negeri. Untuk perbankan, ada UMKM yang menggunakan fasilitas kredit bank di luar negeri untuk permodalan. 

Sedangkan dilihat dari sisi  volume, mata uang dolar Amerika Serikat tetap mendominasi karena hingga 71 persen  dari transaksi valuta asing oleh UMKM dilakukan dalam mata uang dolar AS. Di posisi berikutnya adalah mata uang China, yuan renminbi CNY dan Euro.


“Dominasi dolar AS selaras dengan negara tujuan transaksi valuta asing, yaitu Amerika Serikat. Hal ini mencerminkan bahwa AS masih menjadi pasar dan mitra dagang Indonesia yang signifikan," ungkapnya.

4. Volume transaksi valas UMKM di Januari meningkat tajam

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Ia menjelaskan, berdasarkan data kuartal I khususnya Januari adalah periode, di mana volume transaksi valuta asing oleh UMKM meningkat tajam, kemudian melandai meskipun terus berlanjut di kuartal-kuartal berikutnya.

“Naik-turun volume transaksi valuta asing mencerminkan siklus bisnis UMKM, di mana awal tahun menjadi saat mereka melakukan pembayaran untuk pengadaan barang atau jasa oleh pemasok atau vendor yang bersifat annual, atau tahunan," ucapnya. 

Menurut Jansen, UMKM Indonesia sebaiknya memanfaatkan teknologi pembayaran yang terhubung ke layanan perbankan luar negeri untuk membantu mereka melakukan transaksi valuta asing dengan cepat, mudah, dan aman.

Editorial Team