Jakarta, IDN Times – Sejumlah peretas membobol akun broker daring di Jepang dan menyalahgunakannya untuk mengerek harga saham murah di berbagai negara. Nilai total transaksi gelap ini sudah menembus 100 miliar yen atau sekitar Rp11,7 triliun sejak Februari 2025. Modusnya, akun yang diretas dipakai untuk membeli saham berpergerakan tipis agar pelaku yang sudah lebih dulu punya saham itu bisa jual mahal.
Beberapa perusahaan sekuritas di Jepang kini menolak transaksi beli untuk saham tertentu dari China, Amerika Serikat, dan Jepang. Delapan broker besar, seperti Rakuten Securities dan SBI Securities, melaporkan aktivitas mencurigakan di platform mereka. Kebocoran ini menyoroti celah keamanan pasar Jepang dan bisa menggagalkan upaya pemerintah menarik masyarakat berinvestasi untuk masa pensiun.
Menurut laporan The Straits Times yang mengutip Bloomberg, salah satu korban, pria Tokyo berusia 50-an, mengaku rugi 50 juta yen (sekitar Rp5,8 miliar) usai akunnya diretas pada 16 April 2025. Ia mengaku menerima notifikasi mendadak di iPhone-nya dan langsung menghubungi broker, namun ia diberi tahu bahwa akun tersebut tidak bisa dibekukan.