Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Etalase yang memajang imitasi emas antam di Toko Butik Emas Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Etalase yang memajang imitasi emas antam di Toko Butik Emas Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Intinya sih...

  • Harga emas Antam meroket Rp32 ribu per gram menjadi Rp2,122 juta per gram pada 20 September 2025

  • Harga buyback emas Antam juga naik Rp32 ribu per gram menjadi Rp1,969 juta per gram.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) mengalami kenaikan tajam pada Sabtu (20/9/2025). Untuk pecahan 1 gram, harganya meroket Rp32 ribu menjadi Rp2,122 juta, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp2,090 juta juta per gram.

Sementara itu, harga buyback emas Antam juga ikut terkerek naik. Berdasarkan data dari laman resmi logammulia.com, buyback emas naik Rp32 ribu per gram dan saat ini berada di level Rp1,969 juta per gram.

Harga buyback adalah harga yang ditetapkan PT Antam untuk membeli kembali atau menebus emas batangan dari konsumen. Jadi, jika pemegang logam mulia ingin menjual kembali emas mereka kepada Antam, mereka akan menerima pembayaran sesuai harga buyback tersebut.

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Berikut harga emas Antam per 20 September 2025:

  • Emas Antam 0.5 gram: Rp1,111 juta

  • Emas Antam 1 gram: Rp2,122 juta

  • Emas Antam 2 gram: Rp4,184 juta

  • Emas Antam 3 gram: Rp6,251 juta

  • Emas Antam 5 gram: Rp10,385 juta

  • Emas Antam 10 gram: Rp20,715 juta

  • Emas Antam 25 gram: Rp51,662 juta

  • Emas Antam 50 gram: Rp103,245 juta

  • Emas Antam 100 gram: Rp206,412 juta

  • Emas Antam 250 gram: Rp515,765 juta

  • Emas Antam 500 gram: Rp1,031 miliar

  • Emas Antam 1.000 gram: Rp2,062 miliar

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

2. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," kata Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil. Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

3. Cara menghitung keuntungan investasi emas

Cara menghitung keuntungan berinvestasi emas ialah dengan mencari selisih harga jual dan harga beli. Misalnya, harga beli emas Antam Rp1,021 juta per gram dan harga jual kembali Rp917 ribu per gram.

Ada selisih Rp104 ribu dari harga jual dan harga beli. Artinya, kamu harus menunggu sampai selisih harga melebihi harga beli agar meraih keuntungan.

Apabila kamu beli emas Rp1,031 juta pada pagi hari, lalu sore harinya ingin dijual, kamu rugi Rp104 ribu. Berbeda halnya apabila kamu membeli emas hari ini, lalu dijual kembali lima tahun kemudian. Oleh sebab itu, emas kerap disebut sebagai instrumen investasi jangka panjang.

Editorial Team