Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Emas Mulia (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Maret 2020 sebesar 0,10 persen. Harga emas perhiasaan, telur ayam ras, hingga bawang bombay menjadi pemicu inflasi Maret 2020.

"Terjadi kenaikan harga pada beberapa komoditas di Maret 2020, di antaranya bawang bombay, jahe, telur ayam ras, gula pasir hingga mie kering instan," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam rilisnya melalui video conference, Rabu (1/4).

1. Berdasarkan kelompok pengeluaran, ada tiga yang menyumbang inflasi terbesar

IDN Times/Larasati Rey

Suhariyanto menjelaskan, ada tiga kelompok pengeluaran yang kontribusinya cukup besar dalam inflasi Maret 2020. Pertama ada kelompok makanan, minuman dan tembakau yang andilnya terhadap inflasi sebesar 0,03 persen.

"Penyebabnya kenaikan telur ayam ras sebesar 0,03 persen, adanya kenaikan bawang bombay yang andilnya 0,03 persen dan kenaikan gula pasir andilnya 0,02 persen. Kenaikan rokok filter dan kretek putih andilnya 0,01 persen," jelas Suhariyanto.

Di sisi lain, terjadi penurunan pada sejumlah komoditas, seperti cabai merah dan cabai rawit yang.

Kemudian dari kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran yang andilnya sebesar 0,03 persen terhadap inflasi. "Di sana ada beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi kenaikan harga dengan nasi dan lauk pauk andilnya 0,01 persen," tambah dia.

Terakhir adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang andilnya terhadap inflasi Maret 2020 sebesar 0,06 persen.

2. Penurunan tarif tiket pesawat sumbang deflasi pada kelompok pengeluaran transportasi

Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, kelompok transportasi memberikan andil deflasi yang besar yakni sebesar 0,05 persen. Penyebabnya karena terjadi penurunan tarif tiket pesawat.

"Komoditas paling dominan pada kelompok ini adanya penurunan tarif angkutan udara. Andilnya 0,06 persen," tegasnya.

3. Dari pemantauan 90 kota, sebanyak 43 kota mengalami inflasi dan 47 kota deflasi

Ilustrasi bps IDN Times/Hana Adi Perdana

Suhariyanto mengungkapkan dari hasil pemantauan BPS di 90 kota, sebanyak 43 kota mengalami inflasi dan 47 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhouksumawe sebesar 0,64 persen dan inflasi terendah terjadi di Surabaya, Surakarta, serta Pekanbaru sebesar 0,01 persen.

Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar -1,91 persen dan deflasi terendah terjadi di Tangeranag sebesar -0,01 persen.

"Deflasi penyebabnya turunnya tiket angkutan udara. Sehingga sumbangannya 0,77 persen," tutur Suhariyanto.

Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN : Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com

 

 

Editorial Team