Jakarta, IDN Times - Holding atau induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) klaster pangan dianggap berpotensi menghambat masuknya investasi pertanian dan mengurangi kompetisi pada sektor tersebut. Kehadiran holding BUMN klaster pangan tersebut semakin menguatkan anggapan keistimewaan dan kemudahan yang selalu diperoleh BUMN.
Bukan hal baru jika pemerintah selama ini dapat memberikan BUMN suntikan modal, penunjukkan langsung, dan kemudahan birokrasi terutama dalam pembebasan serta akuisisi lahan. Hal itu kemudian membuat investor berpikir panjang untuk berinvestasi di Indonesia.
"Keuntungan-keuntungan demikian tidak dapat dinikmati oleh investor swasta yang menyebabkan mereka enggan terlibat dalam proyek tersebut," kata Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Indra Setiawan, dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Rabu (21/7/2021).