Jakarta, IDN Times - Indonesia dinilai perlu mempertimbangkan stabilitas geopolitik dan fokus pada kebijakan strategis. Hal itu untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global. Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine menilai, Indonesia masih sulit untuk mengambil manfaat dari perang dagang yang terjadi antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Sebab, industri dalam negeri Indonesia tidak dapat menggantikan produk Tiongkok sejak awal.
“Tiongkok adalah salah satu industri terkemuka yang menerapkan otomatisasi dalam memproduksi barang-barang mereka. Produsen di Tiongkok mampu menekan harga serendah mungkin, sementara Indonesia masih kurang dalam bidang-bidang tertentu bahkan kerap kali mengalami trade shock,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/12).