Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perang Dagang AS-Tiongkok Pengaruhi Dinamika Investasi dan Konsumsi RI

Ilustrasi perang dagang Amerika dan China. newsinthephilippines.com

Jakarta, IDN Times - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok masih berlanjut. Ditambah pertumbuhan perekonomian dunia yang stagnan, hal itu berpengaruh pada dinamika investasi dan konsumsi dalam negeri.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan diprediksi masih stagnan, ya, di kisaran 5 persen," ungkap Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) Adrian Panggabean di Jakarta, Selasa (26/11).

1. Pelaku usaha diharapkan tetap optimis

Diskusi Bersama Chief Economist CIMB Niaga (IDN Times/Indiana Malia)

Adrian mengatakan, kendati perekonomian Indonesia tahun depan dibayangi sejumlah tantangan, para pelaku usaha diharapkan tetap optimistis. Menurut dia, perekonomian tentu tak lepas dari tantangan, tapi tentu saja para pelaku pasar harus menatap ke depan dengan optimistis.

"Manfaatkan setiap peluang, terutama dalam kondisi market yang masih volatile,” katanya.

2. Pemerintah perlu mempertimbangkan solusi jangka pendek hingga menengah

Diskusi Bersama Chief Economist CIMB Niaga (IDN Times/Indiana Malia)

Adrian lantas menyarankan sejumlah solusi. Dalam jangka pendek, mengingat keterbatasan kebijakan moneter, pemerintah perlu mempertimbangkan pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mendekati 3 persen. Hal itu dilakukan dengan merumuskan secara detail kebijakan suplementer yang mampu mereduksi efek negatif dari pelebaran defisit.

"Dalam jangka pendek-menengah, pemerintah perlu agresif menaikkan kontribusi dividen BUMN terhadap APBN melalui penurunan biaya yang signifikan dan peningkatan produktivitas yang optimal. Juga, perlu memanfaatkan potensi pembiayaan lewat mekanisme sekuritisasi aset pemerintah," ungkapnya.

3. Pendapatan asli daerah perlu dinaikkan secara netral

Diskusi Bersama Chief Economist CIMB Niaga (IDN Times/Indiana Malia)

Menurut Adrian, pemerintah dan regulator perlu segera melakukan terobosan dalam meningkatkan mobilisasi tabungan dalam negeri lewat reformasi besar-besaran di industri dana pensiun dan social security. Selain itu, pemerintah daerah juga harus menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara netral.

"Itu untuk mengurangi ketergantungan daerah terhadap dana alokasi dari pusat,” papar Adrian.

Share
Topics
Editorial Team
Umi Kalsum
EditorUmi Kalsum
Follow Us