Wakil Ketum Kadin Indonesia Anton J Supit mengatakan, kolaborasi menjadi kunci dalam menyiapkan sistem vokasi yang adaptif terhadap perkembangan kebutuhan pasar kerja. Hal itu untuk menghadapi pasar kerja semakin dinamis dalam era Revolusi Industri 4.0 saat ini.
“Inti dari RI 4.0 yakni kolaborasi antara pemerintah dengan pengusaha, mesin dengan manusia, apalagi (kolaborasi) sesama pemerintah pusat," kata Anton.
Anton menilai Malaysia maju dalam SDM karena koordinasi pembangunan SDM dipimpin oleh Mahatir Mohammad. Negeri Jiran itu membutuhkan waktu 8 tahun untuk mendirikan sejenis Komite Vokasi Nasional.
“Di Malaysia jelas pembagian tugas, ada enam kementerian terlibat. Kementerian Pendidikan, Kementerian Tenaga Kerja (SDM), Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan. Bicara pelatihan, leading sector Kementerian SDM (tenaga kerja), bicara pendidikan, leading sector (Kemendikbud), “ katanya.
Karena itu, Anton berpendapat pelatihan vokasi membutuhkan dukungan industri-industri di tanah air. Anton berharap Kemenperin memberikan informasi jobs apa saja yang perlu dilatih oleh Kemnaker dan jobs apa saja yang masuk kurikulum di dalam SMK, dalam hal ini Kemendikbud.
"Kita harapkan kordinasi ini berjalan efektif dan cepat. Waktunya singkat, karena bonus demografi 2030-2035, kita sudah fase menurun. Sudah mendesak kita contoh koordinasi seperti di Malaysia," ujarnya.