Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi inflasi (unsplash.com/@joa70)
ilustrasi inflasi (unsplash.com/@joa70)

Intinya sih...

  • Harga emas jadi komoditas utama dorong inflasi

  • Seluruh komponen alami inflasi secara bulanan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) pada Oktober 2025 menunjukkan inflasi sebesar 0,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Sementara itu, secara tahunan (year on year/yoy), inflasi tercatat sebesar 2,86 persen.

“Pada Oktober 2025 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen secara bulanan atau month to month, yang lebih tinggi dibandingkan inflasi pada September 2025,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Senin (3/11/2025).

1. Harga emas jadi komoditas utama dorong inflasi

ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)

Kelompok pengeluaran dengan sumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya, dengan inflasi sebesar 3,05 persen dan andil inflasi 0,21 persen.

"Komponen yang dominan dorong inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya adalah emas perhiasan sebesar 0,21 persen," ujarnya.

Kemudian komoditas lainnya yang beri andil ke inflasi, yakni cabai merah dengan andil inflasi 0,06 persen, telur ayam ras dengan andil inflasi 0,04 persen dan daging ayam ras dengan inflasi 0,02 persen.

Sementara itu masih ada komoditas yang masih berikan andil deflasi pada Oktober, yakni bawang merah dan cabai rawit dengan andil deflasi masing-masing 0,03 persen, kemudian tomat andil deflasi 0,02 persen, dan beberapa komoditas lainnya seperti beras, kacang panjang dan cabai hijau dengan andil deflasi 0,01 persen.

2. Secara bulanan, seluruh komponen alami inflasi

Emas perhiasan di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Inflasi bulanan menurut komponen, seluruh komponen alami inflasi yang utamanya didorong oleh inflasi komponen inti.

"Komponen inti mengalami inflasi 0,39 persen, komponen ini berikan andil inflasi 0,25 persen. Komoditas yang dominan beri andil inflasi, yakni emas perhiasan dan biaya kuliah akademik atau perguruan tinggi," ucapnya.

Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,10 persen, dengan andil inflasi 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil pada komponen ini antara lain sigaret kretek mesin dan tarif angkutan udara. Sementara itu, komponen harga bergejolak mencatat inflasi sebesar 0,03 persen dengan andil 0,01 persen.

"Komoditas penyumbang utamanya adalah cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras," ungkap Pudji.

3. Sebanyak 12 provinsi alami deflasi

Inflasi dengan scrabble (pexels.com/Markus Winkler)

Lebih lanjut, secara bulanan dari total 38 provinsi di Indonesia, 26 provinsi mengalami inflasi, sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami deflasi.

“Deflasi terdalam terjadi di Papua Pegunungan sebesar 0,92 persen, sementara inflasi tertinggi terjadi di Banten sebesar 0,57 persen,” ujar Pudji.

Editorial Team