Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ini 2 Aspek yang Perlu Dikaji dalam Wacana Pengoperasian KRL 24 Jam
Ilustrasi KRL (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Intinya sih...

  • Perawatan dan pemeliharaan sarana KRL perlu kajian lebih mendalam, terutama pada periode di luar jam operasional untuk memastikan keselamatan dan keandalan KRL.

  • Efektivitas dan kebutuhan penumpang perlu dipertimbangkan oleh KCI, mengingat jumlah penumpang yang sedikit di tengah malam serta aspek finansial dan sumber daya manusia.

  • Menhub siap membuka pembicaraan dengan KAI untuk penerapan layanan KRL 24 jam, dengan pertimbangan pengkajian terhadap cost dan segala aspeknya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wacana pengoperasian layanan Commuter Line atau KRL selama 24 jam dinilai perlu kajian lebih mendalam dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Hal itu disampaikan langsung oleh pengamat Transportasi Publik bidang Perkeretaapian, Joni Martinus.

"Terkait video viral banyaknya buruh yang menginap di Stasiun Cikarang dan pernyataan Menhub Dudy Purwagandhi yang akan mengkaji rencana operasional KRL menjadi 24 jam, bahwa untuk saat ini opsi tersebut perlu kajian yang lebih mendalam lagi," tutur Joni kepada IDN Times, Senin (24/11/2025).

1. Aspek perawatan dan pemeliharaan sarana KRL

Ilustrasi KRL Jabodetabek. (Dok. KAI Commuter)

Oleh karena itu, semua pihak mulai dari Kemenhub, KAI, KCI, dan stakeholder lainnya perlu duduk bersama membahas beberapa aspek terkait.

Aspek pertama adalah waktu perawatan dan pemeliharaan sarana KRL. Menurut Joni, periode di luar jam operasional, yakni tengah malam hingga dini hari sangat penting dan mutlak diperlukan untuk perawatan prasarana serta sarana perkeretaapian seperti jalan rel, persinyalan, listrik aliran atas dan rangkaian KRL itu sendiri.

"Hal ini hrs dilakukan oleh pihak PT KCI guna memastikan keselamatan dan keandalan KRL pada keesokan harinya," kata Joni.

2. Aspek efektivitas dan kebutuhan penumpang

Potret penumpang di Stasiun Manggarai hendak memasuki KRL. (dok. KAI Commuter)

Aspek kedua yang perlu didiskusikan pihak terkait adalah efektivitas dan kebutuhan penumpang. Joni mengatakan, KCI perlu mempertimbangkan jumlah penumpang yang sedikit ketika sudah melewati waktu tengah malam.

"Dengan demikian, efektivitas operasional KRL 24 jam secara finansial dan operasional harus menjadi perhitungan yang mendalam. Belum lagi kebutuhan sumber daya manusia juga menjadi bahan kajian juga," ujar mantan VP Corporate Secretary KAI Commuter tersebut.

3. Menhub ingin bahas layanan operasional KRL 24 jam dengan KAI

Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi (IDN Times/Ridwan Aji PItoko)

Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi sebelumnya siap membuka pembicaraan dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI untuk penerapan layanan KRL 24 jam. Hal tersebut disampaikan Dudy menanggapi banyaknya pekerja yang menginap di area Stasiun Cikarang demi mengejar kereta pertama. Kondisi tersebut sempat viral di media sosial belakangan ini.

"Nanti saya coba koordinasi dengan kereta api ya karena kan apakah perlu tadi seperti yang disampaikan layanan (KRL) 24 jam, mereka perlu pengkajian, cost-nya dan segala macamnya harus dilihat juga," ujar Dudy kepada awak media, dikutip Rabu (19/11).

Editorial Team