Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian KNKT Suprapto (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah melaksanakna investigasi tabrakan LRT Jabodebek yang terjadi 25 Oktober lalu. Ada 12 temuan KNKT dari insiden tersebut, salah satunya ketidakjelasan titik berhenti langsir kereta.

"Jadi patokan titik berhenti tidak jelas. Kan mestinya kalau titik berhenti sudah jelas itu jadi pedoman. Dan mestinya dites dulu, dia mau kecepatan berapa, rem berapa," kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian KNKT, Suprapto ketika ditemui awak media di kantor pusat KNKT, Jakarta, Senin (20/12/2021).

1. Pandangan masinis terhalang sun visor

LRT Jabodebek diduga mengalami tabrakan di wilayah Munjul, Jakarta Timur pada Senin (25/10/2021). (instagram.com/jktinfo)

KNKT juga mengungkapkan adanya temuan terkait sun visor (penghalang cahaya matahari) yang menutupi sebagian ruang pandang masinis.

"Kami temukan juga bahwa selama perjalanan trainset (TS) 29 menjelang tabrakan, posisi sun visor itu tertutup sebagian. Sehingga diperkirakan menghalangi pandangan masinis," kata Suprapto.

Sun visor sendiri berfungsi untuk melindungi peralatan kereta dari radiasi sinar matahari. Namun, menurut Suprapto, sun visor seharusnya digunakan ketika kereta dalam posisi berhenti.

"Ada keputusan Menhub di sini memang pada kereta LRT Jabodebek ini memang sun visor dibenarkan. Tetapi di sini ditulis untuk penghalangan sinar matahari dan melindungi peralatan dari radiasi matahari. Jadi memungkinkan menggunakan sun visor, tetapi dalam kondisi tidak beroperasi atau berhenti," tutur dia.

2. KNKT ungkap masinis pakai HP sehingga tak fokus

Editorial Team

Tonton lebih seru di