Media Gathering Danareksa (IDN Times/Triyan)
Sementara itu, investasi asing yang masuk di KIT Batang fase 2 sudah mencapai Rp2,5 hingga Rp3 triliun. Dana segar dari investasi asing tersebut berasal dari lima perusahaan untuk penggunaan lahan seluas hampir 350 hektare. Bahkan Ilham optimistis masih banyak perusahaan yang antre dalam pipeline.
"Kalau di total mungkin Rp2,5 triliun sampai Rp3 triliun untuk tahap dua yang sudah in line. Itu total dari lima perusahaan, tapi yang di pipeline sangat banyak,” kata Ilham.
Dalam catatanya, ada dua perusahaan yang sudah masuk berinvestasi di KIT Batang fase 2 yakni, perusahaan asal China, Waxinda, yang baru saja menandatangani perjanjian pemanfaatan tanah industri (PPTI) seluas 98 Ha dengan investasi Rp1 triliun.
Selain Waxinda, ada perusahaan asal China lain yang menyatakan komitmen investasi di KIT Batang fase 2, yakni PT Xiang Jiang Group Indonesia dengan nilai investasi sekitar 40-50 juta dolar AS atau sekitar Rp626 miliar sampai Rp783 miliar (kurs Rp15.664).
Adapun total tanah industri di kawasan KIT Batang fase 2 yang akan dijajakan kepada investor seluas 650 Ha.
"Jadi setengahnya atau 300 hekatere sudah habis dari total tanah 650 hektare," jelasnya.
Dengan demikian, Ilham mengakui masih banyak lahan yang belum terjual di fase 2. Namun, dia memastikan, pihaknya lebih mementingkan kualitas investasi daripada kuantitas, tapi ia yakin fase 2 juga akan laris manis dilirik investor.
Menurut Chris, KIT Batang tidak menerima investasi relokasi dari daerah lain. "Kita menyeleksi siapa yang masuk harus membawa turunan. The value chain has to be there to make sure bahwa Indonesia mendapatkan yang terbaik, jangan menjadi kanibal dari industri yang ada di sini,” ujarnya.