ilustrasi ekspor impor (IDN Times/Aditya Pratama)
KADI menyatakan, praktik dumping tersebut merugikan pelaku industri keramik ubin nasional. Sebab, impor produk tersebut mengalami peningkatan, yang diiringi dengan praktik price undercutting, price depression, dan price suppression.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023 impor ubin keramik tercatat sebesar 1,41 juta ton; pada 2022 sebesar 1,35 juta ton; dan pada 2021 sebesar 1,52 juta ton. Dari data tersebut terlihat adanya tren penurunan impor ubin keramik sebesar 3,27 persen pada periode 2021-2023.
Namun demikian, terjadi peningkatan impor pada periode 2022--2023 yaitu sebesar 4,49 persen. Selanjutnya, volume impor relatif dibandingkan dengan produksi nasional menunjukkan
peningkatan dengan tren sebesar 1,42 persen pada 2021--2023 yaitu dari 24,38 persen menjadi 25,08 persen. Pada 2023, negara utama asal impor ubin keramik, antara lain, China dengan pangsa impor sebesar 88,57 persen, dan diikuti India dengan pangsa impor sebesar 8,66 persen.