Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Produsen Nasional Laporkan Predatory Pricing Keramik Impor dari China

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengekspose temuan 4,57 juta produk keramik ilegal. (dok. Kemendag)
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengekspose temuan 4,57 juta produk keramik ilegal. (dok. Kemendag)
Intinya sih...
  • ASAKI melaporkan dugaan predatory pricing produk keramik ubin dari China ke KPPI.
  • KPPI memulai penyelidikan perpanjangan tindakan pengamanan perdagangan komoditas ubin keramik yang terdaftar dalam 12 nomor HS.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) telah melaporkan dugaan praktik predatory pricing atas produk keramik ubin yang diimpor dari China kepada Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI).

Atas laporan itu, KPPI telah memulai penyelidikan perpanjangan tindakan pengamanan perdagangan (safeguard measures) komoditas ubin keramik yang terdaftar dalam 12 nomor Harmonized System (HS) delapan digit, yaitu 6907.21.91, 6907.21.92, 6907.21.93, 6907.21.94, 6907.22.91, 6907.22.92, 6907.22.93, 6907.22.94, 6907.23.91, 6907.23.92, 6907.23.93, dan 6907.23.94, berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) tahun 2022.

1. Produsen nasional merugi akibat predatory pricing keramik impor dari China

Ilustrasi produk keramik impor asal China. (dok. KADI)
Ilustrasi produk keramik impor asal China. (dok. KADI)

Adapun laporan yang diajukan ASAKI mewakili PT Muliakeramik Indahraya, PT Arwana Citramulia Tbk, PT Jui Shin Indonesia, PT Angsa Daya, dan PT Asri Pancawarna. KPPI menerima permohonan dari ASAKI tersebut pada 17 Mei 2024.

Ketua KPPI, Franciska Simanjuntak mengatakan, pihaknya menemukan kerugian serius yang dialami produsen ubin keramik nasional atas impor ubin keramik dari China itu.

“Dari bukti awal permohonan penyelidikan perpanjangan yang disampaikan, KPPI menemukan fakta bahwa masih terjadi kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang dialami Pemohon serta belum optimalnya penyesuaian struktural yang dilakukan," ujar Franciska dikutip dari keterangan resmi, Selasa (2/7/2024).

Franciska memaparkan, kerugian serius atau ancaman kerugian serius tersebut terlihat dari beberapa indikator kinerja industri dalam negeri yang menurun pada periode 2021—2023.

Dengan ditandai indikator, antara lain, menurunnya volume produksi, volume penjualan domestik, produktivitas, kapasitas terpakai, keuntungan, jumlah tenaga kerja; meningkatnya persediaan, dan menurunnya pangsa industri dalam negeri.

Selanjutnya industri dalam negeri masih membutuhkan tambahan waktu pengenaan tindakan pengamanan perdagangan untuk menyelesaikan program penyesuaian strukturalnya.

2. Impor ubin keramik naik pada 2022-2023

ilustrasi impor (dok.istimewa)
ilustrasi impor (dok.istimewa)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor ubin keramik pada 2023 tercatat sebesar 1,41 juta ton; pada 2022 sebesar 1,35 juta ton; dan pada 2021 sebesar 1,52 juta ton. Dari data tersebut terlihat adanya tren penurunan impor ubin keramik sebesar 3,27 persen pada periode 2021--2023.

Namun demikian, terjadi peningkatan impor pada periode 2022--2023, yaitu sebesar 4,49 persen. Selanjutnya, volume impor relatif dibandingkan dengan produksi nasional menunjukkan peningkatan dengan tren sebesar 1,42 persen pada 2021-2023, yaitu dari 24,38 persen menjadi 25,08 persen.

Pada 2023, negara utama asal impor ubin keramik, antara lain China dengan pangsa impor sebesar 88,57 persen, dan diikuti India dengan pangsa impor sebesar 8,66 persen.

3. Produsen keramik China alihkan ekspor ke Indonesia gara-gara dikenakan bea masuk oleh Amerika dan Eropa

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengekspose temuan 4,57 juta produk keramik ilegal. (dok. Kemendag)
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengekspose temuan 4,57 juta produk keramik ilegal. (dok. Kemendag)

Ketua Umum ASAKI, Edy Suyanto sebelumnya mengatakan, para importir produk keramik dari China melakukan predatory pricing, di mana menjual produk keramik dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan keramik buatan Indonesia.

“Para importir juga menerapkan predatory pricing di mana sengaja menjual produk impor jauh dibawah biaya produksi keramik nasional,” kata Edy dalam keterangan yang diterima IDN Times, Senin (1/7).

Edy mengatakan, produksi keramik di China melebihi kapasitas, dan juga produsennya mendapatkan subsidi dari pemerintah. Sehingga, terjadi praktik dumping pada produk-produk yang diekspor ke berbagai negara.

Namun, negara-negara di Uni Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara, dan juga Amerika Serikat (AS) mengenakan bea masuk antidumping (BMAD) untuk menghentikan praktik penjualan keramik asal China lebih murah daripada produk lokalnya. Alhasil, produsen keramik China pun mengalihkan ekspornya ke Indonesia.

Unfair trade yang telah terbukti berupa subsidi pemerintah China, praktik dumping akibat overcapacity dan oversupply produk keramik China serta pengalihan pasar ekspor utama China yang selama ini ditujukan untuk negara Uni Eropa, Timur Tengah, AS dan Amerika Utara telah dialihkan ke Indonesia pasca negara-negara tersebut menerapkan antidumping terhadap produk dari China,” tutur Edy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us