Pengamat pasar keuangan, Ibrahim Assuaibi menyatakan investor saat ini mencermati laporan inflasi Januari dari China. Data menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) mengalami kenaikan moderat, sementara indeks harga produsen (PPI) terus mengalami penurunan.
Kondisi tersebut mengindikasikan lemahnya belanja rumah tangga dan aktivitas industri, yang merupakan faktor utama pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu.
Inflasi yang lemah berpotensi mendorong negara tersebut untuk mengeluarkan lebih banyak stimulus, seperti pemotongan suku bunga atau peningkatan belanja infrastruktur, guna mendorong pemulihan ekonomi.
"Pasar mencermati respons kebijakan Tiongkok," ujar Ibrahim dalam keterangannya.