Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah Tertekan, Dolar Menguat Dipicu Sinyal Hawkish The Fed

Ilustrasi rupiah. (dok. BNI)
Intinya sih...
  • Rupiah melemah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan, turun 57 poin atau 0,35 persen.
  • Data ekonomi AS menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja dan potensi kenaikan inflasi, mendukung penguatan dolar AS.
  • Rupiah diperkirakan akan melemah ke kisaran Rp16.350 per dolar AS, dengan level support berada di sekitar Rp16.250.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (10/2/2025) pagi.

Berdasarkan data Bloomberg per pukul 09.03 WIB, rupiah mengawali pagi di level Rp16.339,50 per dolar AS, turun 57 poin atau 0,35 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.

1. Dolar menguat berkat data tenaga kerja AS dan inflasi

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra menilai, data ekonomi AS yang dirilis pada akhir pekan lalu menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja dan potensi kenaikan inflasi.

Tingkat pengangguran AS pada Januari turun menjadi 4 persen dari sebelumnya 4,1 persen, sementara kenaikan upah rata-rata meningkat 0,5 persen, lebih tinggi dari ekspektasi 0,3 persen. Selain itu, data ekspektasi inflasi juga naik signifikan dari 3,3 persen menjadi 4,3 persen.

"Hasil data ini tentu saja mendukung penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. Pagi ini indeks dolar AS sudah di kisaran 108.35, dibandingkan Jumat pagi sebelumnya di kisaran 107.77," ujar Ariston.

Selain faktor ekonomi, ekspektasi pasar terhadap kemungkinan perang dagang akibat kebijakan kenaikan tarif impor yang diterapkan Presiden AS Donald Trump turut mendukung penguatan dolar AS.

2. Pernyataan hawkish The Fed makin menekan rupiah

Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong menyebut, rupiah melemah terhadap dolar AS yang saat ini menguat akibat pernyataan hawkish dari beberapa pejabat Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).

Pernyataan hawkish mengacu pada sikap atau komentar dari pejabat The Fed yang menunjukkan kecenderungan untuk mempertahankan atau menaikkan suku bunga guna mengendalikan inflasi.

Selain itu, kebijakan baru Trump yang memberlakukan tarif 25 persen pada impor baja dan aluminium turut memperkuat posisi dolar di pasar global.

"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat oleh pernyataan hawkish dari beberapa pejabat the Fed serta kebijakan baru Trump, yaitu tarif 25 persen pada impor baja dan aluminium," ujar Lukman.

3. Proyeksi nilai tukar rupiah di perdagangan hari ini

Dalam kondisi pasar saat ini, Ariston memperkirakan, rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp16.350 per dolar AS, dengan level support berada di sekitar Rp16.250.

Sementara Lukman memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp16.250 hingga Rp16.350 per dolar AS, dalam perdagangan hari ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us