Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong mengatakan, meskipun berdasarkan hasil hitung cepat (quick count), pemilihan presiden (pilpres) berakhir dalam satu putaran memberikan kelegaan, investor masih menahan diri.
Ketidakpastian politik yang mungkin muncul nantinya masih menjadi perhatian bagi para investor, dan mereka memilih untuk menunggu sebelum mengambil tindakan lebih lanjut dalam pasar keuangan.
“Perihal pilpres memang cukup melegakan bahwa bisa selesai dalam 1 putaran, namun investor masih wait and see apakah politik akan memanas atau tidak,” sebutnya.
Namun, faktor utama yang membuat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS adalah hasil rilis data perdagangan Indonesia yang mengecewakan, di mana neraca perdagangan, ekspor, dan impor semuanya jauh di bawah perkiraan.
“Rupiah ditutup berbalik melemah terhadap dolar AS setelah data perdagangan yang mengecewakan,” tambah Lukman.