Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendali Inflasi 2024 di Istana Presiden. (YouTube.com/Bank Indonesia)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendali Inflasi 2024 di Istana Presiden. (YouTube.com/Bank Indonesia)

Intinya sih...

  • Bank Indonesia pertahankan suku bunga acuan sebesar 6,25 persen pada Juli 2024.
  • Suku bunga Deposit Facility tetap di 5,50 persen dan suku bunga Lending Facility di 7,00 persen untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang digelar pada 16-17 Juli 2024 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 6,25 persen pada Juli 2024.

Selain itu, suku bunga Deposit Facility (Fasilitas Simpanan) tetap di 5,50 persen dan suku bunga Lending Facility (Fasilitas Pinjaman) di 7,00 persen. Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan untuk menjaga stabilitas ekonomi.

"Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter yang pro-stability sebagai langkah pre-emptive (antisipatif) dan forward looking (berpandangan ke depan) untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025," ujar Perry dalam konferensi pers, Rabu (17/7/2024).

1. Fokus jangka pendek untuk perkuat efektivitas stabilisasi rupiah

ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam jangka pendek, kata Perry, kebijakan moneter difokuskan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah serta menarik aliran masuk modal asing.

"Fokus kebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing," ujar Perry.

2. BI lanjutkan kebijakan makroprudensial yang propertumbuhan

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Bank Indonesia juga akan melanjutkan kebijakan makroprudensial yang propertumbuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan tersebut mencakup upaya mendorong kredit dan pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga.

"Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga," ujarnya.

3. BI terus perkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri

QRIS yang dikembangkan oleh bank Indonesia.(IDN Times/@bankindonesia)

Di sektor sistem pembayaran, Bank Indonesia akan terus memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran.

"Kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran,” ucap Perry.

Editorial Team