Presiden Direktur JNE, M Feriadi mengatakan, industri logistik memang menjadi salah satu pilar dalam ekosistem e-commerce atau toko daring. Akibat dari pertumbuhan toko daring yang begitu signifikan, hal itu menambah volume kiriman perusahaan-perusahaan logistik, termasuk JNE.
Hingga kini, pertumbuhan pengiriman logistik JNE mencapai 30 persen. Jelang akhir tahun, kata Feriadi, biasanya ada program diskon untuk menarik minat pelanggan, misalnya 10:10, 11:11, dan 12:12. Pertumbuhan e-commerce dan toko daring menjadi salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan jasa logistik.
"Kami percaya sampai akhir tahun ini pertumbuhannya masih cukup baik, sesuai dengan harapan kami. Saya optimis, tapi ini kan pemainnya semakin banyak, dan banyak juga marketplace yang mempunyai ekspektasinya sendiri. Jadi 'kue'-nya mulai dibagi-bagi," ujar Feriadi.
Oleh sebab itu, kata Feriadi, kualitas pelayanan ditingkatkan agar JNE tetap dijadikan pilihan utama. Berbagai perbaikan dilakukan, misal dalam hal ilmu teknologi, infrastruktur, dan penambahan armada. Dengan demikian, para pelaku usaha kecil yang memakai jasa JNE tidak akan kehilangan informasi.
"Mereka akan mendapatkan informasi yang realtime pada saat mereka mulai mengirimkan sampai kiriman diterima di tujuan," ungkapnya.
Guna mempererat hubungan JNE dengan pelaku usaha daring, kata Feriadi, JNE memiliki program JNE Loyalty Card (JLC). Para pelaku usaha terkategori UKM tergabung sebagai member JLC member. Selain itu, pihaknya juga mengadakan kerja sama dengan beberapa marketplace. Misalnya, berkeliling ke beberapa kota mencari juara-juara UKM untuk dikompetisikan.
"Tahun lalu kami lakukan JNE Ngajak Online ke 18 kota. Kami berikan edukasi kepada masyarakat dan itu free. Banyak sekali kekurangan UKM, dan itu adalah tugas kami sebagai salah satu pelaku usaha yang bisa mendorong mereka supaya produktif," ungkapnya.
Menurut Feriadi, UKM memiliki keterbatasan akses ke pasar. Pada umumnya mereka memproduksi barang yang hanya bisa dikonsumsi di lokasi produksi. Kini, produk-produk bisa dipesan melalui JNE dan didistribusikan ke daerah yang lebih luas.
"Melalui teknologi, usaha e-commerce dan jasa logistik begitu berkembang. Coba bayangkan, produk yang ada di Aceh sekarang ini bisa dibeli oleh masyarakat yang ada di Papua melalui platform yang mungkin ada di Jakarta. Semua ini bisa terhubung karena adanya teknologi. Tapi, teknologi ini tentu tidak cukup kalau tidak ada yang melakukan pengiriman fisik. Ini harus dilakukan oleh perusahaan logistik," kata dia.