Cara melaporkan penipuan online dengan membuat laporan ke polisi (canva.com)
Jenis yang kedua adalah social engineering, yaitu penipuan yang dilakukan dengan memanfaatkan berbagai bentuk interaksi antara pelaku dan korban. Interaksi tersebut sengaja dibangun oleh pelaku untuk memainkan psikologis korban.
Akibatnya, korban tidak sadar sudah melakukan kesalahan yang menyebabkan data pribadinya sudah dicuri oleh pelaku. Alhasil, pelaku bisa memanfaatkan data tersebut untuk berbagai kepentingan, seperti menguras habis rekening bank korban, menjual data pribadi korban, hingga memanfaatkan data korban untuk melakukan jenis penipuan lainnya.
Salah satu contoh penipuan social engineering adalah yang belum lama ini terjadi, yaitu modus penipuan dengan mengirim file format APK ke nomor WhatsApp korban.
Kedoknya adalah pelaku berpura-pura menjadi kurir ekspedisi yang akan mengantarkan barang pesanan korban ke rumah. Pelaku menyertakan sebuah file yang diberi nama "Foto paket", sehingga korban biasanya akan refleks mengunduh dan membuka file tersebut untuk mengecek apakah benar paket tersebut ditujukan untuknya.
Korban tidak sadar kalau file tersebut bukanlah berbentuk foto dengan format JPG, JPEG, atau PNG. Melainkan format file-nya adalah APK. File APK tersebut diduga kuat adalah malware jenis RAT (Remote Administrator Tool), yaitu malware yang bekerja agar pelaku bisa mengontrol ponsel korban dari jarak jauh.
Jika file APK sudah terinstal, maka bot akan meminta banyak akses terhadap informasi di ponsel tersebut. Termasuk akses untuk membaca dan mengirim SMS yang berkaitan dengan internet banking. Maka tidak heran kalau akibatnya pelaku bisa menguras habis rekening bank korban hanya dengan mengirim file APK tersebut.