Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Jepang (Toshihiro Oimatsu from Tokyo, Japan, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)
Bendera Jepang (Toshihiro Oimatsu from Tokyo, Japan, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Jepang investasi 10 triliun yen di India dalam 10 tahun ke depan

  • Proyek kereta cepat dan ruang angkasa masuk agenda utama

  • Pertahanan dan geopolitik jadi prioritas diskusi antara kedua negara

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Jepang berkomitmen menanamkan investasi senilai 10 triliun yen (setara Rp1,1 kuadriliun) di India dalam kurun 10 tahun ke depan. Kesepakatan itu diumumkan dalam pertemuan puncak bilateral di Tokyo pada Sabtu (30/8/2025) antara Perdana Menteri India, Narendra Modi, dan Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba.

Mereka merilis rencana jangka panjang untuk mempererat hubungan di sektor teknologi, digitalisasi, dan mineral tanah jarang. Kedua negara juga memperkenalkan Economic Security Initiative untuk memperkuat rantai pasok di bidang semikonduktor, telekomunikasi, farmasi, dan teknologi baru. Inisiatif itu disertai Deklarasi Bersama Keamanan sebagai langkah menghadapi tantangan pertahanan modern.

“Kami berdua sepakat bahwa sebagai dua ekonomi terbesar dan demokrasi yang dinamis di dunia, kemitraan kami sangat penting tidak hanya untuk kedua negara kami tetapi juga untuk perdamaian dan stabilitas global,” kata Modi, dikutip dari Hindustan Times.

1. India tawarkan reformasi, Jepang bawa teknologi kelas dunia

Perdana Menteri India, Narendra Modi. (Prime Minister's Office (GODL-India), GODL-India, via Wikimedia Commons)

Ishiba menilai pasar India yang luas bisa menjadi mesin baru bagi pertumbuhan ekonomi Jepang. Pernyataan bersama mencatat desakan Ishiba agar India mempertahankan reformasi regulasi demi mempermudah perusahaan Jepang masuk lebih dalam ke rantai pasok India. Modi merespons dengan komitmen untuk terus melanjutkan reformasi sekaligus mendorong lebih banyak investor Jepang masuk ke negaranya.

Dalam forum ekonomi di Tokyo, Modi mengajak pelaku bisnis Jepang menjadikan India sebagai pusat manufaktur untuk pasar global. Ia menekankan kombinasi kekuatan dua negara.

“Kami percaya teknologi Jepang dan talenta India adalah kombinasi yang unggul,” ujarnya.

Saat ini, perdagangan kedua negara bernilai lebih dari 20 miliar dolar AS (setara Rp329 triliun) per tahun, dengan Jepang masih memegang keunggulan.

Economic Security Initiative mencakup percepatan diskusi kebijakan di tingkat kementerian luar negeri untuk memilih proyek strategis, mulai dari semikonduktor hingga kecerdasan buatan (AI). Agenda itu juga mencakup Digital Partnership 2.0 dan AI Cooperation Initiative.

Ajay Srivastava dari Global Trade Research Initiative (GTRI) menilai keberhasilan kesepakatan akan ditentukan pada hasil industri nyata. Ia menyebut Jepang punya teknologi mutakhir tetapi biaya produksi tinggi, sementara India menawarkan skala besar, tenaga kerja, dan efisiensi.

Srivastava mengingatkan agar kolaborasi diarahkan ke usaha patungan mirip model Suzuki-Maruti tahun 1983 yang mengubah otomotif India menjadi cerita sukses global. Ia melihat peluang besar dalam rantai pasok bersama untuk komputer, laptop, sel surya, dan baterai kendaraan listrik.

Kesepakatan ini juga datang di tengah beban tarif tinggi dari Amerika Serikat (AS), yakni 50 persen untuk India dan 15 persen untuk Jepang. Capaian target lama sebesar 5 triliun yen atau Rp560 triliun dalam periode 2022–2026 yang diraih lebih cepat, menjadi modal optimisme baru.

2. Proyek kereta cepat dan ruang angkasa masuk agenda utama

ilustrasi kesepakatan kerjasama (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Proyek kereta cepat Mumbai–Ahmedabad tetap menjadi simbol utama kolaborasi India–Jepang. Kedua negara sepakat mempercepat pemasangan sistem sinyal awal termasuk teknologi Jepang, sekaligus memperkenalkan General Inspection Train (GIT) dan satu set rolling stock Shinkansen seri E5. India juga menyambut rencana Jepang membawa Shinkansen seri E10 dengan sistem sinyal mutakhir pada awal 2030-an.

Dilansir dari France24, Modi dan Ishiba dijadwalkan mengunjungi pabrik kereta peluru Shinkansen. Kunjungan itu untuk menegaskan kontribusi Jepang pada proyek jaringan kereta cepat sepanjang 7 ribu kilometer yang ditarget rampung pada peringatan 100 tahun kemerdekaan India 2047. Keduanya juga akan meninjau fasilitas semikonduktor, menandai fokus pada teknologi generasi berikutnya.

Kerja sama infrastruktur berlanjut lewat Next Generation Mobility Partnership yang meliputi pelabuhan, penerbangan, dan pembangunan kapal. Di sektor antariksa, Badan Antariksa India (ISRO) dan Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA) menandatangani perjanjian untuk berkolaborasi dalam misi bulan Chandrayaan-5. Sinergi ini memperkuat posisi keduanya di bidang berteknologi tinggi.

3. Pertahanan dan geopolitik jadi prioritas diskusi

Bendera India (pexels.com/Studio Art Smile)

Isu keamanan dan pertahanan menjadi fokus utama pertemuan, terutama akibat langkah tegas China di Laut China Selatan dan Laut China Timur. Modi menegaskan arah kerja sama yang lebih dalam.

“Kami memiliki keprihatinan bersama terkait terorisme dan keamanan siber. Kepentingan bersama kami terkait dengan pertahanan dan keamanan maritim. Kami telah memutuskan untuk lebih memperkuat kerja sama timbal balik di bidang industri pertahanan dan inovasi,” ujarnya.

Kedua pemimpin menyuarakan kekhawatiran serius atas potensi ancaman navigasi dan penerbangan di wilayah itu, serta menolak segala upaya sepihak yang bisa mengubah status quo dengan kekerasan. Mereka juga mengkritisi militerisasi di kawasan sengketa Laut China Selatan, dengan komitmen mendukung Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, dan berbasis aturan.

Menurut kantor berita Kyodo, Jepang dan India akan memperluas latihan militer bersama antara Pasukan Bela Diri Jepang dan Angkatan Bersenjata India. Selain itu, mereka menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap krisis kemanusiaan di Gaza. Kedua negara menyerukan semua pihak agar menahan diri, melindungi warga sipil, menaati hukum internasional, dan menghindari aksi yang bisa memperburuk situasi kawasan.

India dan Jepang juga menyatakan dukungan terhadap upaya perdamaian yang adil dan langgeng di Ukraina. Peran aktif India dalam diplomasi global ditunjukkan lewat agenda kunjungan Modi ke KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di China pada 31 Agustus–1 September 2025. Pertemuan itu akan dipimpin Presiden Xi Jinping dan dihadiri Presiden Rusia, Vladimir Putin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team