Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Jokowi membuka Trade Expo Indonesia ke-39, di ICE BSD, Tangerang, Rabu (9/10/2024). (YouTube.com/Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi membuka Trade Expo Indonesia ke-39, di ICE BSD, Tangerang, Rabu (9/10/2024). (YouTube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyampaikan kebijakan restriksi perdagangan yang diterapkan oleh setidaknya 19 negara telah menyebabkan penurunan volume perdagangan global.

Restriksi yang dimaksud adalah kebijakan yang diterapkan oleh suatu negara untuk membatasi atau melarang pengiriman barang ke luar negeri. Tujuannya bisa untuk melindungi pasokan dalam negeri atau untuk menghadapi kondisi krisis.

"Saat ini setidaknya ada 19 negara yang melakukannya. Semua itu membuat volume perdagangan global menjadi lesu," kata Jokowi saat membuka Trade Expo Indonesia ke-39, di ICE BSD, Tangerang, Rabu (9/10/2024).

1. Banyak negara lakukan restriksi karena kondisi dunia tak menentu

Ilustrasi perang/konflik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jokowi mengatakan ada beberapa faktor yang telah mendorong sejumlah negara memberlakukan kebijakan restriksi perdagangan, yang semakin memperburuk situasi ekonomi global.

Hal itu dikarenakan pemulihan ekonomi dunia belum sepenuhnya tercapai, dengan pertumbuhan global yang masih lambat di sekitar 2,6 hingga 2,7 persen.

Inflasi juga menjadi masalah serius di banyak negara, dengan perkiraan global mencapai 5,9 persen.

"Ditambah, perang konvensional dan perang dagang masih terus berlangsung, yang membuat negara-negara melakukan kebijakan restriksi perdagangan," tuturnya.

2. Kebijakan restriksi di banyak negara bisa menjadi peluang

Ilustrasi Ekspor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jokowi melihat peluang di tengah kebijakan restriksi perdagangan akibat perang dagang dan inflasi tinggi di banyak negara. Menurutnya, kondisi tersebut dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk meningkatkan ekspor.

"Saat banyak negara melakukan restriksi akibat perang dagang, menurut saya di situ ada peluang. Saat banyak negara mengalami inflasi tinggi, menurut saya di situ juga ada peluang," paparnya.

Jokowi menekankan pentingnya memanfaatkan momentum itu untuk mendorong pertumbuhan ekspor, sekaligus meningkatkan kualitas dan daya saing produk Indonesia di pasar global.

3. Pemasaran digital harus didorong untuk tembus pasar global

Ilustrasi Ekspor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan pentingnya beralih dari metode pemasaran konvensional ke strategi digital. Menurutnya, era digital saat ini harus dimanfaatkan secara masif.

"Sekarang sudah eranya digital. Kita harus masuk secara masif ke sana untuk memasarkan produk-produk negara kita Indonesia," tambah Jokowi.

Editorial Team