Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot_20251030_170204_Instagram.jpg
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan. (Instagram/luhut.pandjaitan)

Intinya sih...

  • Luhut klaim sejumlah capaian Whoosh.

  • Whoosh dan pesan Luhut untuk perwira TNI.

  • Respons Luhut dan Purbaya soal utang Whoosh.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan membagikan momen menggunakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) itu menggunakan Whoosh saat hendak memberikan pembekalan kepada calon perwira di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD) di Kota Bandung.

Dalam unggahan Instagram pribadinya, Luhut menyatakan dia selalu memilih moda transportasi tersebut setiap kali bepergian ke Bandung. Alasannya, Whoosh menawarkan efisiensi waktu.

"Setiap kali ke Bandung, saya selalu memilih moda transportasi ini karena efisiensi waktunya. Perjalanan yang dulu makan waktu 3-4 jam, kini bisa ditempuh hanya dalam 30-60 menit," kata Luhut dikutip IDN Times.

1. Luhut klaim sejumlah capaian Whoosh

Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan. (Instagram/luhut.pandjaitan)

Mengabaikan berbagai pro dan kontra yang mengiringi pembangunan proyek tersebut, Luhut menegaskan sejumlah fakta yang menunjukkan kinerja positif Whoosh.

"Lepas dari pro dan kontra yang terjadi, faktanya Whoosh kini sudah mampu menutup biaya operasionalnya sendiri dan melayani lebih dari 12 juta penumpang sejak beroperasi pada Oktober 2023 sampai Februari 2025 dan memberi dampak ekonomi yang besar bagi wilayah yang dilintasinya," ujarnya.

Menurut Luhut, capaian itu menunjukkan proyek tersebut adalah langkah awal menuju pengelolaan proyek besar yang efisien dan bertanggung jawab.

2. Whoosh dan pesan Luhut untuk perwira TNI

Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan. (Instagram/luhut.pandjaitan)

Luhut menilai Whoosh bukan sekadar moda transportasi, tetapi sebagai simbol penting. Dia berpendapat kereta cepat menjadi bukti keberanian dalam mengambil keputusan strategis.

Hal itu menjadi pondasi awal menuju kemandirian bangsa. Kemandirian dan keberanian itulah yang kemudian dia kaitkan dengan pembekalan untuk calon perwira TNI.

"Begitu pula dengan para perwira TNI hari ini, diperlukan keberanian yang terukur, disiplin yang kuat, dan kemampuan adaptasi agar setiap langkah strategis mampu menjawab tantangan zaman," paparnya.

3. Respons Luhut dan Purbaya soal utang Whoosh

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. (IDN Times/Triyan).

Saling sahut terjadi antara Purbaya dan Luhut terkait pembiayaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Purbaya menegaskan pemerintah tidak akan menggunakan APBN untuk menutup utang proyek.

"Whoosh dikelola oleh Danantara kan. Danantara sudah ambil 80 persen lebih dividen dari BUMN, harusnya mereka tarik dari situ saja," kata Purbaya ditemui di Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) Graha Segara, Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/10/2025).

Menanggapi hal itu, Luhut menepis tudingan proyek Whoosh akan dibiayai negara. Luhut menegaskan tidak pernah meminta dukungan APBN.

"Seperti kita ribut soal Whoosh. Whoosh itu masalahnya apa sih? Whoosh itu kan tinggal restructuring aja. Siapa yang minta APBN? Tak ada yang pernah minta APBN," kata Luhut dalam seminar "1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Editorial Team