Semua pembeli menggunakan kombinasi OTA, situs atau aplikasi vendor dan agregatur harga perjalanan online. Smartphone menjadi perangkat yang paling disukai untuk menjelajah dunia digital. Kemudan, laptop dengan prosentase 88 persen, desktop 60 persen, dan tablet 49 persen. Masyarakat memilih smartphone karena mereka bisa menggunakannya di mana pun sambil melakukan kegiatan lain. Tak hanya itu, konsumen bisa membandingkan produk dan layanan dengan lebih mudah jika menggunakan smartphone. Ada pula layanan yang hanya tersedia di aplikasi, sehingga konsumen hanya dapat mengaksesnya via smartphone.
Kebanyakan pembelian perjalanan online adalah perjalanan udara dan akomodasi. Dari hasil riset, 58 persen pemesanan melalui situs maskapai atau tempat penginapan. Sebanyak 49 persen konsumen merasa lebih mudah mengubah atau membatalkan pemesanan dari situs maskapai maupun penginapan. Selain itu, 46 persen konsumen percaya bahwa situs perusahaan biasanya menawarkan harga terbaik dan lebih mudah dalam melakukan pemesanan.
Konsumen Indonesia juga melakukan pembelian langsung melalui OTA sebanyak 62 persen. Prosentase ini menandakan bahwa memesan kebutuhan perjalanan dalam satu tempat itu lebih mudah. Sebanyak 56 persen konsumen percaya OTA menawarkan harga terbaik, dan 52 persen mengatakan bahwa situs-situs tersebut memiliki pilihan terbanyak.
Sebanyak 96 persen konsumen melihat retargeted ads dan 78 persen mengklik iklan-iklan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan perjalanan wisata dan OTA harus meningkatkan investasi pada personalized marketing. Artinya, memasang iklan untuk para pembeli berdasar apa yang sedang dicari dan memberi rekomendasi sesuai dengan apa yang telah mereka beli. Jika strategi ini diterapkan dengan benar, maka akan mendorong konversi online dengan sangat efektif.