Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana Pantai Berawa di Canggu, Kabupaten Badung, Bali. (IDN Times/Ayu Afria)
Suasana Pantai Berawa di Canggu, Kabupaten Badung, Bali. (IDN Times/Ayu Afria)

Intinya sih...

  • Perlu kajian teknis, ekonomis, dan sosial budaya sebelum pembangunan water taxi dari Bandara Ngurah Rai ke Canggu.

  • Bali dikenal dengan budayanya sehingga perlu kehati-hatian dalam pembangunan sarana water taxi.

  • Peningkatan penumpang dari total 24 juta pada 2024 menjadi 32 juta pada 2025 memicu pembangunan water taxi untuk mempercepat perjalanan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengkaji beberapa alternatif guna mengurangi kemacetan di Bali. Salah satunya adalah penerapan water taxi dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menuju destinasi wisata Canggu.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Sesditjen Hubla) Kemenhub, Lollan Panjaitan mengungkapkan, pihaknya akan mengakselerasi rencana water taxi tersebut agar bisa segera direalisasikan.

"Kami memandang untuk yang sifatnya birokrasi, kita adakan percepatan. Jika kolaborasi antara pemerintahan dan lembaga sudah terbentuk, sinkronisasi program pusat dan daerah sudah terbentuk, dan juga untuk hal-hal lainnya seperti perizinan terutama yang terkait Kemenhub tentunya kita siap memberikan percepatan," tutur Lollan, dikutip Kamis (7/8/2025).

Selain itu, Lollan juga menyatakan pihaknya siap mendukung perizinan di lembaga lain seperti izin lingkungan dan izin pemanfaatan ruang laut.

1. Kajian komprehensif dari berbagai sisi

Bandara Ngurah Rai. (IDN Times/Yuko Utami)

Meski begitu, Lollan mengatakan saat ini diperlukan kajian komprehensif terkait tiga hal seperti teknis, ekonomis, dan sosial budaya sebelum pembangunan water taxi dari Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju Canggu.

Menurut Lollan, ketiga hal itu saling berkaitan satu sama lain sehingga diperlukan kajian lebih dalam soal pembangunan sarana water taxi di Bali.

"Terutama dalam hal teknis misalkan bagaimana sebenarnya kontur laut dan faktor-faktor alam lainnya yang perlu dipertimbangkan dan efek-efek dari rencana pembangunan dimaksud. Kebetulan saat ini sedang disurvey. Mudah-mudahan ada lokasi-lokasi yang tepat untuk bisa dihasilkan pembangunan. Dengan efek lingkungan yang bisa diperhitungkan atau mungkin dampaknya bisa diatasi. Yang kedua dalam sisi ekonomis sebenarnya ini juga perlu dikaji lebih dalam," tutur Lollan.

"Apakah natinya secara ekonomis bisa terpenuhi untuk biaya pembangunan dan biaya operasionalnya," sambung dia.

2. Aspek sosial budaya

Water Taxi Bali Marine (Dok.IDN Times/istimewa)

Lebih lanjut Lollan menjelaskan, hal lain yang tidak kalah penting dalam kajian pembangunan sarana water taxi adalah dari sisi sosial budaya.

Untuk diketahui, Bali dikenal sebagai wilayah masih kental dengan budaya-budayanya sehingga perlu kehati-hatian dalam pembangunan di Pulau Dewata.

"Kebetulan di Bali ini ada beberapa aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan. Apakah wilayah tersebut juga ada terkaitannya dengan kebijakan daerah, terkait dengan situs-situs religi, dan juga tata-tata aturan lainnya yang perlu kita penuhi. Ini perlu terus berkoordinasi sehingga kajian yang kompleksif ini yang kita sedang nantikan untuk bisa terus kita dilakukan," tutur Lollan.

Adapun saat ini Kemenhub dan beberapa kementerian serta lembaga lain tengah melakukan sejumlah rangkaian seperti survei, analisa teknis, feasible studies (FS), dan detail design pembangunan water taxi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ke Canggu.

"Jadi ini nanti sudah bisa mencapai rangkuman dari kajian-kajian yang diperlukan sehingga pada saat diperlukan perizinan juga bisa kita melakukan percepatan. Namun, kembali kami sampaikan adalah ini salah satu alternatif," kata Lollan.

3. Bandara Internasional Ngurah Rai-Canggu hanya 20 menit gunakan water taxi

Potret FINNS Beach Club di Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali (unsplash.com/mentari_fbc)

Di dalam data yang diperoleh IDN Times, pembangunan water taxi sebagai alternatif pengurai kemacetan di Bali tidak lepas dari potensi peningkatan kemacetan keluar dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Hal itu berkaitan dengan peningkatan penumpang dari total 24 juta pada 2024 menjadi 32 juta pada 2025.

Kemenhub menilai, water taxi menjadi salah satu alternatif layanan guna mempercepat perjalanan penumpang dari Bandara Internasional Ngurah Rai menuju Kawasan Canggu yang awalnya 1,5 jam hingga 2 jam menjadi hanya 15-20 menit.

Editorial Team