ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)
Mantan Ketua Komisi VI DPR RI tersebut juga menegaskan, Rancangan Permenkes bertentangan dengan upaya pemerintah dalam mendorong peningkatan ekonomi nasional.
Keterbukaan lapangan kerja yang lebih luas dengan target 19 juta lapangan pekerjaan menjadi perhatian utama Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk mendorong tercapainya target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Selain potensi yang besar dalam mendukung penyerapan tenaga kerja, industri hasil tembakau (IHT) juga memiliki kinerja yang baik dalam hal hilirisasi industri. Hal itu terlihat dari kinerja industri pengolahan tembakau dari sisi penyerapan tembakau dan cengkeh dalam negeri serta ekspor dengan mayoritas produk jadi bernilai tambah ke mancanegara.
Oleh sebab itu, Faisol berharap tidak ada regulasi yang justru menekan target-target dari pemerintahan baru, termasuk tekanan terhadap Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pengolahan tembakau yang masih mengalami kontraksi, keberlangsungan industri dari hulu hingga hilir, serta ancaman PHK.
“Presiden Prabowo menaruh perhatian kepada situasi ekonomi yang berat hari ini untuk tetap menyiapkan lapangan pekerjaan buat masyarakat, bukan menutup atau mengurangi pekerja di semua sektor,” kata Faisal.
Faisol pun mendukung adanya harmonisasi yang baik antar Kementerian/Lembaga terhadap Rancangan Permenkes dan berharap segala kekhawatiran yang dihadapkan oleh industri hasil tembakau serta ekosistem di dalamnya dapat disampaikan dan diakomodir.