Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana di dalam pabrik produksi masker dan alat pelindung diri. (IDN Times/Zainul Arifin)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah berupaya mengimpor bahan baku untuk memproduksi masker sebanyak dua juta unit. Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan impor bahan baku masker dilakukan secara government to government (G2G) dengan sejumlah negara seperti Tiongkok, India, dan Jepang.

"Kalau bahan baku mereka masih oke. Asal bukan impor masker langsung," katanya, Rabu (18/3).

1. Bahan baku dari India sempat masuk tetapi sudah habis

Arya Sinulingga (IDN Times/Auriga Agustina)

Dia mengatakan bahan baku masker dari India sebelumnya sudah masuk, tetapi sudah habis untuk diproduksi. “Untuk masker kami coba cari bahan baku dari Jepang, karena Prancis di-lockdown, akibatnya gak bisa kita impor juga. Untuk China kita belum dapat juga suplai."

"Jadi kami sedang susun G2G (dengan Jepang), sama halnya dengan China, dengan India dan dengan Prancis," katanya.

2. Dua juta masker akan diproduksi PT Rajawali Nusantara Indonesia

IDN Times / Auriga Agustina

Produksi masker akan dilakukan oleh BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia atau RNI dengan melibatkan produsen lokal lainnya. Dia mengatakan produksi masker secara total akan mencapai 2 juta unit masker.

Arya pun mengatakan RNI ditargetkan dapat menyelesaikan produksi masker selambat-lambatnya pada akhir bulan ini.

3. Pemerintah tengah mengusulkan agar masker juga dapat dibuat dari kain

Ilustrasi masker. (IDN Times/Auriga Agustina)

Terelepas dari itu, menurut Arya, pemerintah telah mengusulkan agar nantinya masker dapat dibuat dengan kain. Sebab, Indonesia memiliki produksi tekstil yang cukup besar.

"Rutin cuci (masker kain), kalau punya lima pakai, cuci lagi. Kan dicari kain filter. Tp itu masih usulan," tegasnya.

Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Editorial Team