Jakarta, IDN Times – Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda, Aji Sofyan Effendi menanggapi kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ditetapkan pada 1 Februari 2023. Ia beranggapan bahwa momentum kenaikan harga BBM nonsubsidi ini dinilai tidak tepat di saat pemerintahan sedang berupaya keras untuk menekan laju inflasi di Indonesia.
Kebijakan ini tentu akan berpengaruh terhadap kenaikan harga barang kebutuhan pokok di pasar publik. Oleh sebab itu, lembaga eksekutif di tingkat daerah harus terus berusaha melakukan pengendalian harga dan inflasi menjelang puasa dan lebaran.
“Terkait kenaikan harga BBM nonsubsidi, saya melihat sedikit banyak akan berpengaruh terhadap naiknya ongkos komponen angkutan atau transportasi barang dagangan, meskipun yang naik itu adalah BBM nonsubsidi, karena sulit ditakar kendaraan ekspedisi mana yang tidak menggunakan,” papar Aji Sofyan di Samarinda, Kamis (2/2/2023).