Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Kosovo (unsplash.com/enginakyurt)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) melontarkan kritik terhadap keputusan Kosovo untuk menutup paksa bank Serbia di wilayah utara. Tindakan itu diklaim akan meningkatkan ketegangan antara Kosovo-Serbia, beserta kawasan Balkan Barat. 

Sehari sebelumnya, aparat kepolisian Kosovo sudah menggerebek enam bank di wilayah dominan etnis Serbia. Langkah ini diklaim sebagai bagian dari periode transisi peralihan mata uang dinar Serbia ke euro menyusul keputusan Bank Sentral Kosovo. 

1. AS sebut aksi Kosovo dilakukan secara sepihak

Wakil Asisten Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS Nicole Chulick mendesak Kosovo untuk mendengarkan rekan dekatnya untuk melancarkan negaranya dapat pengakuan dan bergabung dengan institusi Euro-Atlantik. 

"Sehari sebelumnya, polisi Kosovo menutup paksa dan menyegel enam cabang bank Serbia yang beroperasi di wilayah utara. Padahal, mata uang dinar yang beredar masih digunakan secara luas dan dibutuhkan oleh ribuan warga etnis Serbia," terangnya pada Selasa (21/5/2024), dikutip RFE/RL

Sementara itu, Duta Besar (Dubes) AS di Pristina Jeffrey Hovenier menegaskan bahwa aksi dari Kepolisian Kosovo kemarin dilakukan sepihak tanpa koordinasi bersama rekanan internasional. 

"Tindakan ini sama sekali tidak ada campur tangan atau arahan maupun bantuan dari rekanan internasional Kosovo. Seluruh Kedutaan Besar (Kedubes) dari negara-negara Barat di Pristina memperingatkan tindakan ini akan menyulut ketegangan baru," sambungnya. 

2. UE khawatirkan sulitnya tercapai normalisasi relasi Serbia-Kosovo

Editorial Team

EditorBrahm

Tonton lebih seru di