Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-12-03 at 18.32.11.jpeg
Media Briefing Bank Mandiri untuk Kuartal IV. (IDN Times/Triyan).

Intinya sih...

  • Ketiga provinsi terdampak bencana akan mempengaruhi inflasi. Pemerintah perlu bertindak cepat untuk mencegah tekanan inflasi.

  • Pemerintah masih mengkaji dampak bencana terhadap pertumbuhan ekonomi. Target pertumbuhan ekonomi tetap 5,2 persen meski menghadapi risiko akibat bencana.

  • Kerugian akibat banjir di 3 provinsi capai Rp68,67 triliun. Kerusakan rumah penduduk, infrastruktur, dan produksi lahan pertanian menjadi penyebab utama kerugian tersebut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Tim Ekonom Bank Mandiri memperkirakan bencana alam di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyebut dampak banjir di ketiga provinsi tersebut diperkirakan menurunkan pertumbuhan ekonomi antara 0,08 persen hingga 0,12 persen, sehingga menimbulkan risiko terhadap perkiraan pertumbuhan Bank Mandiri sebesar 5,1 persen (yoy).

“Hingga kuartal III-2025, tiga provinsi ini memberikan kontribusi sekitar 7,8 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dari perhitungan sementara, kerugian akibat bencana diperkirakan mencapai Rp32,6 triliun, dengan Aceh menyumbang sekitar setengah dari total kerugian, atau sekitar Rp16,3 triliun,” kata Andry dalam media briefing secara virtual, Rabu (3/12/2025).

1. Ketiga provinsi terdampak bencana akan mempengaruhi inflasi

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro. (IDN Times/Triyan).

Andry menambahkan, kejadian di ketiga provinsi tersebut juga berpotensi memengaruhi inflasi nasional. Namun, jika pemerintah bertindak cepat, tekanan inflasi dapat diredam. Oleh karena itu, sikap proaktif pemerintah pusat sangat diperlukan dalam penanganan bencana di tiga provinsi tersebut.

“Secara umum, bencana ini tidak berdampak signifikan terhadap inflasi nasional, tetapi pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan terpengaruh, terutama menjelang akhir tahun,” ujar Andry.

2. Pemerintah masih hitung dampak bencana terhadap pertumbuhan ekonomi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui di Kemenko Perekonomian. (IDN Times/Triyan).

Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan pemerintah masih mengkaji dampak bencana terhadap laju perekonomian. Ia belum merinci sejauh mana kerugian yang terjadi.

“Saat ini kami masih memantau dampak bencana terhadap pertumbuhan ekonomi dan fokus pada tanggap darurat serta penanganan korban,” ucap Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (3/12/2025).

Pemerintah tetap menargetkan pertumbuhan ekonomi sesuai rencana awal sebesar 5,2 persen, meski menghadapi risiko akibat bencana di ketiga provinsi tersebut.

3. Kerugian akibat banjir di 3 provinsi capai Rp68,67 triliun

Potret banjir bandang di Sumatra. (Dok. BNPB)

Center of Economic and Law Studies (Celios) memproyeksikan kerugian akibat banjir di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh mencapai Rp68,67 triliun. Angka ini mencakup kerusakan rumah penduduk, kehilangan pendapatan rumah tangga, kerusakan fasilitas infrastruktur seperti jalan dan jembatan, serta hilangnya produksi lahan pertanian akibat banjir dan longsor.

“Secara spesifik, Provinsi Aceh diproyeksi menderita kerugian sebesar Rp2,2 triliun, Sumatra Utara Rp2,07 triliun, d68,67 truan Sumatra Barat Rp2,01 triliun,” ujar Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira Adhinegara, dalam keterangannya, Selasa (2/12).

Bhima memerinci kerugian rumah penduduk diperkirakan mencapai Rp30 juta per unit, sementara biaya pembangunan kembali jembatan ditaksir sebesar Rp1 miliar per unit. Perbaikan jalan diperkirakan membutuhkan biaya Rp100 juta per 1.000 meter.

Dalam studinya, Celios mencatat total kerugian materi akibat banjir mencapai Rp2,2 triliun, berasal dari tiga sektor utama di ketiga provinsi yang terdampak paling luas.

Editorial Team