Jakarta, IDN Times - Para pelaku industri Jepang dari Jepang dan mitranya di Indonesia kini merasa resah. Mereka menyoroti soal banyaknya insentif yang diberikan pemerintah kepada pabrik kendaraan listrik (electric vehicle/EV) baru. Sementara, perlakuan kepada industri mobil hybrid berbeda.
Hal itu disampaikan Rachmat Gobel, yang menjabat Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang (PPIJ) sekaligus Ketua Indonesia-Japan Parliamentary League. Dia menyampaikan keresahan itu dalam acara Indonesia-Japan Executive Dialogue 2025 yang digelar PPIJ di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (6/8/2025) malam.
"Seperti otomotif, electric vehicle, kenapa berlebihan Pak dikasih? Sementara ada hybrid, kenapa gak dikasih juga insentif yang sama?" kata Rachmat yang disambut tepukan para hadirin, yang mayoritas adalah perwakilan dari perusahaan Jepang.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekaligus Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani yang diundang ke acara itu, tampak hadir.
Acara itu dimanfaatkan para pelaku industri dari Jepang, dan juga mitra-mitranya di Indonesia untuk mendengar bagaimana rencana Pemerintah Indonesia mempererat hubungan investasi dengan Jepang.