Jakarta, IDN Times - Rumah itu tampak sederhana, dengan adonan tempe menggantung di teras. Ketika menengok ke dalamnya ada sejumlah wanita sibuk bekerja mengemas keripik tempe untuk dijual.
Saya yang penasaran melihatnya dari luar, kemudian dipersilakan masuk. Kesibukan mereka saat bekerja begitu terasa, namun tetap ada keramahan yang terpancar.
"Masuk mas, sini. Ini nih keripik tempenya. Boleh kalau mau motret," kata seorang pekerja yang sedang mengemas produk.
Saya kemudian bertanya, yang mana Mama Tina, perintis bisnis kripik tempe di Gang Tempe, kawasan H Aom, Gandaria, Jakarta Selatan. "Iya, saya ini. Maaf baru selesai salat," ujar wanita paruh baya dari kamar.
Percakapan pun berlanjut, Mama Tina melayani sederet pertanyaan saya dengan begitu santai, menceritakan kisahnya dalam membangun bisnis keripik tempe yang pada akhirnya menjadi identitas Gang Tempe.
"Awalnya begini, saya itu sedang istirahat. Tiba-tiba, keponakan telepon. Kami kemudian bicara tuh. Sampai akhirnya, keponakan saya menyarankan untuk buat keripik tempe. Saya ingat, itu 2011 ya," ujar wanita bernama asli Martinah tersebut saat dijumpai IDN Times beberapa waktu lalu.