Jakarta, IDN Times - Perekonomian Bangka Belitung (Babel) tengah anjlok saat ini. Salah penyebabnya adalah kasus korupsi timah yang membuat Kejaksaan Agung (Kejagung) menyita aset smelter dan berujung pada ketidakmampuan masyarakat menyerahkan hasil tambangnya.
Hal itu kemudian berimbas pada ambruknya daya beli mengingat masyarakat Babel tidak memiliki cukup uang untuk berbelanja. Di sisi lain, sektor ritel sebagai penanda daya beli juga turut anjlok dan itu kemudian jadi sorotan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO).
"Di Bangka Belitung lagi turun karena di wilayah yang mengandalkan sumber daya alam, ketika industrinya lagi turun ya ikutan turun juga perekonomiannya," kata Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Budihardjo Iduansjah dalam keterangan resminya dikutip Jumat (11/10/2024).
Pola sama pun terjadi di wilayah lain yang juga mengandalkan sumber daya alam (SDA) sebagai sumber mata pencaharian rakyatnya, seperti Kalimantan dan wilayah lainnya.
"Kayak Kalimantan saat batu bara bagus penjualan bagus, jadi daerah tertentu seperti Babel dengan timah, Kalimantan dengan batu bara dan Makassar kalau panen kopi, pala itu penjualan naik, jadi itu memang mengikuti pendapatan hasil jualan bumi," tutur Budihardjo.