Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Cadangan Devisa (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Cadangan Devisa (IDN Times/Arief Rahmat)

Intinya sih...

  • Data kredit yang belum disalurkan naik, mencapai Rp2.509,4 triliun per November 2025.

  • Jika kondisi ekonomi membaik, kepercayaan pelaku usaha akan meningkat, mendorong pencairan kredit dan pertumbuhan sektor riil.

  • Perbankan nasional masih memiliki ruang cukup untuk mendukung pembiayaan produktif dengan manajemen risiko yang cermat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai tingginya kredit perbankan yang belum disalurkan atau undisbursed loan membuka ruang peningkatan realisasi di masa mendatang. Hingga November 2025, nilai undisbursed loan tercatat mencapai Rp2.509,4 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengatakan besarnya komitmen kredit belum ditarik tersebut mencerminkan adanya kelonggaran penarikan kredit yang berpotensi dimanfaatkan debitur untuk ekspansi usaha.

"Dengan adanya komitmen kredit atau pembiayaan yang besar tersebut, terdapat potensi peningkatan realisasi kredit di masa mendatang," ujar Dian dalam keterangannya, dikutip, Senin (22/12/2025).

1. Data kredit yang belum disalurkan naik

ilustrasi cadangan devisa (unsplash.com/ Viacheslav Bublyk)

Data OJK menunjukkan, kredit yang belum disalurkan meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Agustus 2025, undisbursed loan tercatat sebesar Rp 2.372 triliun, naik menjadi Rp 2.450 triliun pada Oktober 2025, dan kembali meningkat menjadi Rp 2.509,4 triliun per November 2025.

2. Jika kondisi ekonomi membaik maka kepercayaan pelaku usaha akan meningkat

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)

Dian menilai, apabila kondisi ekonomi membaik dan kepercayaan pelaku usaha meningkat, maka pencairan kredit berpeluang meningkat dan mendorong pertumbuhan sektor riil.

Ke depan, pertumbuhan undisbursed loan diperkirakan akan mengalami moderasi seiring dengan penyesuaian strategi bisnis perbankan.

3. Perbankan miliki ruang yang cukup untuk dukung pembiayaan produktif

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Meski demikian, OJK menilai perbankan nasional masih memiliki ruang cukup untuk mendukung pembiayaan produktif, dengan tetap menerapkan manajemen risiko yang cermat dan selaras dengan arah kebijakan ekonomi.

Dukungan pemulihan ekonomi juga terlihat dari sejumlah indikator. PMI Manufaktur Indonesia pada November 2025 tercatat di level 53,50, meningkat dibandingkan Oktober 2025 yang sebesar 51,20. Kondisi ini mengindikasikan peningkatan aktivitas ekonomi yang berpotensi mendorong permintaan kredit.

Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2025 tetap berada di zona optimis di level 124,03, meningkat dari Oktober 2025 sebesar 121,22.

"OJK secara aktif terus berkoordinasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan, termasuk yang tergabung dalam KSSK, untuk menjaga stabilitas sistem keuangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," kata Dian.

Editorial Team