Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas)

Jakarta, IDN Times - Turki tengah mengalami krisis yang ditandai anjloknya mata uang lira hingga 20 persen terhadap dolar AS selama dua sesi terakhir. Banyak kalangan mengkhawatirkan dampak krisis tersebut menyebar ke negara-negara lain. Termasuk Indonesia?

Ketua Komite Tetap Timur Tengah Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Mohammad Bawazeer mengatakan, anjloknya mata uang Turki sedikit banyak berpengaruh pada perdagangan Indonesia-Turki.

1. Dampak pelemahan Lira belum terlalu terlihat

Kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Menurut Bawazeer, dampak pelemahan mata uang Lira berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, namun belum terlalu terlihat.

"Tapi ketika ekpsor kita banyak ke Turki, jelas berpengaruh. Selama ini Turki justru impor banyak dari kita. Kita ekspor ke Turki komoditasnya ada, misalnya dalam bidang teknologi, science. Turki impor peralatan militer dari kita," ujar Bawazeer di Gedung Menara Kadin, Jakarta, Selasa (14/8).

Dengan demikian, lanjut Bawazeer, sebenarnya dampak pelemahan Lira belum terlihat, tetapi secara keekonomian pasti ada. "Turki itu teknologi advance, termasuk produsen panas bumi. Kalau sektor energi juga menguasai, sektor militer menguasai kapal selam. Jadi yakin secara ekonomi pasti ada pengaruh, tapi belum terlihat," ungkapnya.

2. Hubungan diplomatik Indonesia-Turki terjalin baik

Ilustrasi perdagangan (Pixabay/Echosystem)

Menurut Bawazeer, hubungan diplomasi Indonesia denga Turki masih baik. Dengan demikian, ekspor Indonesia ke Turki tidak terganggu.

"Di negara konflik Timur Tengah seperti Suriah, misalnya, ekspor kita ke sana jalan. Tidak ada masalah. Selama kita tahu. Justru mereka butuh barang sehari-hari," kata Bawazeer.

3. Mata uang Lira anjlok 20 persen

Ilustrasi dolar AS (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Berdasarkan laporan dari Xinhua, mata uang Lira anjlok 20 persen terhadap dolar AS selama dua sesi terakhir setelah Presiden AS Donald Trump mengesahkan penggandaan tarif pada impor produk baja dan aluminium dari Turki.

Dikutip dari Antara, mata uang negara berkembang lainnya, seperti rupee India dan peso Meksiko terpukul sangat parah di tengah krisis Lira.

Sementara itu, kecemasan pasar tentang eksposur bank-bank Eropa ke Turki juga menekan euro, yang menyentuh 1,1365 dolar AS pada Senin (13/8), terendah sejak Juli 2017.

Editorial Team