Jakarta, IDN Times - Dunia berada dalam ancaman krisis pangan, imbas invasi Rusia ke Ukraina. Presiden sekaligus Chief Executive Officer Yara International, Svein Tore Holsether, menyatakan sudah ada tanda-tanda yang muncul atas kekhawatiran tersebut.
Meningkatnya harga gas alam dalam persentase yang tak wajar, membuat sejumlah perusahaan, termasuk Yara International, harus melakukan pembatasan dalam produksi amonia dan urea di Eropa. Setidaknya, mereka harus menurunkan 45 persen kapasitas produksi maksimal.
Imbasnya, sektor pertanian akan terganggu. Sebab, amonia dan urea merupakan bahan baku penting dalam pertanian dan bisa membuat pasokan makanan secara global terganggu.
"Ini bukan soal apakah kita akan mengalami krisis pangan. Tapi, seberapa besar krisis pangan yang terjadi," kata Holsether, dilansis CNN Business.