Jakarta, IDN Times - Skandal keuangan PT Asuransi Jiwasraya menyedot perhatian publik. Utang perusahaan disebut Direktur Utama Hexana Tri Sasongko, akhir pekan lalu,, mencapai Rp50,5 triliun. Hexana pun berharap pemerintah menyuntikkan modal hingga Rp32,89 triliun agar keuangan perusahaan membiru. Borok ini merupakan warisan direksi lama yang kini dicekal Kejaksaan Agung.
Cikal bakal persoalan keuangan Jiwasraya, seperti dikutip dari dokumen yang diperoleh IDN Times, sebetulnya sudah dimulai sejak 2004 lalu. Bahkan tahun 2006, ekuitasnya sempat negatif dan defisit kian melebar di tahun 2008-2009.
Kementerian BUMN bukannya tak melakukan apa-apa. Upaya penyelamatan perseroan sempat dilakukan hingga manajemen bisa bernafas sedikit lega. Namun di tahun 2013, kondisi keuangan perusahaan pelat merah ini kembali terseok-seok.
Di tahun 2015, pemerintah sempat mencium ada yang tak beres dengan Jiwasraya karena penyalahgunaan wewenang pengurusnya. Tahun 2018, bau busuk di Jiwasraya makin tercium. Aksi manajemen berinvestasi pada aset berisiko tinggi demi mengejar imbal hasil tinggi membuat perseroan semakin terpuruk karena utang kian membengkak.
Seperti apa persisnya skandal keuangan Jiwasraya, berikut kronologinya.